Lubukbasung (ANTARA) - Dinas Ketahanan Pangan dan Perikanan Kabupaten Agam, Sumatera Barat mencatat produksi ikan air tawar di daerah itu mencapai 16.850,60 ton selama triwulan pertama pada 2025.
"Produksi ikan ini triwulan pertama pada 2025 dan paling banyak ikan nila," kata Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Perikanan Agam Rosva Deswira di Lubuk Basung, Minggu.
Ia mengatakan produksi budidaya ikan tersebut berasal dari delapan media berupa kolam air tenang, kolam air deras, kolam terpal, budidaya ikan di saluran, keramba irigasi, keramba jaring apung, minapadi dan tambak.
Namun yang terbanyak dari keramba jaring apung di Danau Maninjau Kecamatan Tanjung Raya.
"Danau Maninjau produksi terbanyak selain keramba irigasi dan kolam air deras," katanya.
Ia menambahkan hasil produksi ikan tersebut dipasarkan ke berbagai pasar tradisional di kabupaten atau kota di Sumbar.
Bahkan produksi ikan di Agam juga dipasarkan ke Riau, Jambi, Bengkulu dan Sumatera Utara.
"Hampir setiap harinya produksi ikan dipasang ke provinsi tetangga dan untuk harga ikan mencapai Rp25 ribu per kilogram tingkat petani," katanya.
Ia mengakui pada 2023 produksi ikan sebanyak 30.660,68 ton dan pada 2024 mencapai 33.409,39 ton.
Untuk target produksi 2025, tambahnya meningkatkan dari tahun sebelumnya.
Untuk mencapai target tersebut menumbuhkan dan meningkatkan usaha budidaya ikan yang memiliki produktivitas tinggi terutama pada komoditi yang memiliki nilai ekonomis tinggi.
Lalu meningkatkan produktivitas lahan berupa intensifikasi terutama pada kolam air tenang dan minapadi.
Setelah itu diversifikasi lahan non perikanan dengan cara tumpang sari dan penyela antara lain minapadi, baganangan, minaholti, meningkatkan pembinaan dan penyuluhan ke lapangan.
"Ini bakal kita lakukan dengan harapan target bakal tercapai nantinya. Untuk produksi ikan laut pada triwulan pertama pada 2025 sebanyak 4.349,25 ton," katanya.
