UNP latih warga Kampung Adat Balai Kaliki kelola homestay dan kuliner

id Dosen Program Studi S2 Pariwisata, Fakultas Pariwisata dan Perhotelan Universitas Negeri Padang (UNP),Pengelolaan Homestay dan Kuliner,Kampung Adat Ba

UNP latih warga Kampung Adat Balai Kaliki kelola homestay dan kuliner

Padang (ANTARA) - Dosen Program Studi S2 Pariwisata, Fakultas Pariwisata dan Perhotelan Universitas Negeri Padang (UNP), mendorong pemberdayaan masyarakat lewat pelatihan homestay dan kuliner, bagi warga di Kampung Adat Balai Kaliki, Kota Payakumbuh, Sumatera Barat.

"Kegiatan ini merupakan bagian dari Hibah Program Integrasi Prodi dan Nagari (PIPN) dengan tema Pemberdayaan Masyarakat Lokal dalam Meningkatkan Kualitas Pengelolaan Homestay dan Kuliner," kata Ketua Tim Pengabdian, Hendri Azwar, S.ST., M.Par., Ph.D., CHE,, di Padang, Jumat.

Ia mengatakan kegiatan ini menitikberatkan pada pelatihan pengelolaan homestay.

"Kolaborasi keilmuan lintas bidang ini, menjadi kekuatan utama dalam merancang program yang menyeluruh, sehingga masyarakat tidak hanya mendapat pemahaman teknis, tetapi juga strategi pengelolaan berbasis kebutuhan pariwisata lokal," jelasnya.

Menurutnya upaya ini bertujuan agar masyarakat memiliki keterampilan komprehensif, baik dalam menyediakan pelayanan homestay yang sesuai standar, maupun mengembangkan kuliner khas yang mendukung daya tarik wisata.

"Integrasi antara pengelolaan homestay dan kuliner khas daerah, diharapkan mampu menciptakan layanan pariwisata yang profesional sekaligus berakar pada kearifan lokal, sehingga dapat memberikan nilai tambah yang berkelanjutan bagi destinasi Kampung Adat Balai Kaliki," lanjutnya.

Pelatihan pertama kegiatan PKM ini, dilaksanakan pada 15 Agustus lalu, di Balai Adat Balai Kaliki.

Tim pengabdian UNP ini melibatkan Prof. Dr. Ir. Anni Faridah, M.Si., dan Prof. Dr. Elida, M.Pd., dan berfokus pada pengembangan kuliner lokal.

Selain itu juga ada Feri Ferdian, S.ST., M.M., Ph.D., CHE, dan Dr. Retnaningtyas Susanti, S.Ant., M.Sc.,.

"Para peserta mendapatkan materi mengenai tata kelola homestay, mulai dari pelayanan hingga pemanfaatan rumah warga, sebagai akomodasi wisata yang bernilai jual," jelasnya.

Selain itu, peserta juga memperoleh wawasan berharga dari Indonesia Homestay Association (IHSA), yang diwakili oleh Subari.

"Kehadiran IHSA memberikan standar profesional dalam pengelolaan homestay, sehingga masyarakat memiliki pedoman yang jelas untuk meningkatkan kualitas layanan, sekaligus menjaga keunikan kearifan lokal," lanjutnya.

Ia menyebut antusiasme peserta cukup tinggi, dan semakin terasa ketika ada rencana menghadirkan wisatawan mancanegara, untuk merasakan tradisi makan bajamba di Balai Adat Kaliki, yang digagas sebagai implementasi awal hasil pelatihan.

"Langkah ini tidak hanya menambah keterampilan teknis, tetapi juga membuka peluang promosi pariwisata yang lebih luas, dari pasar domestik hingga internasional," katanya.

Ia meyakini pelatihan ini akan memberikan dampak nyata bagi masyarakat setempat, baik dalam peningkatan ekonomi, pelestarian budaya, maupun penguatan identitas Kampung Adat Balai Kaliki, sebagai destinasi wisata berbasis kearifan lokal yang berkelanjutan.

Kegiatan pengabdian masyarakat Universitas Negeri Padang berlanjut pada 22 Agustus, dengan fokus pada pelatihan pengembangan ide kuliner lokal di Kampung Adat Balai Kaliki.

"Dalam kegiatan ini, masyarakat diajak untuk lebih kreatif dalam mengolah potensi kuliner berbasis kearifan lokal, agar tidak hanya menjadi identitas budaya, tetapi juga daya tarik wisata yang memiliki nilai ekonomi tinggi," lanjutnya.

Ia menyebut dengan sentuhan inovasi, kuliner tradisional diharapkan mampu bersaing, dan memberikan kontribusi nyata bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat.

Selain pengembangan ide, tim juga menghadirkan pelatihan desain kemasan produk kuliner.

Peserta diberikan pengetahuan mengenai tren terkini dalam packaging, mulai dari elemen visual, informasi yang wajib dicantumkan, hingga aspek daya tarik konsumen.

“Program ini kami rancang agar masyarakat mampu mengelola homestay, sesuai standar profesional sekaligus mengembangkan kuliner khas daerah sebagai daya tarik wisata,” katanya.

Salah satu tim pengabdian dan juga pemateri, Prof. Elida, M.Pd., mengatakan kemasan tidak hanya berfungsi melindungi produk, tetapi juga menjadi strategi pemasaran yang mampu meningkatkan daya saing kuliner lokal, agar lebih mudah diterima pasar, baik domestik maupun internasional.

Ia menegaskan kreativitas dan inovasi adalah kunci dalam memajukan kuliner lokal.

“Jika masyarakat bisa mengembangkan ide, dan didukung dengan desain kemasan yang menarik, maka produk kuliner kita tidak hanya sekadar makanan, tetapi juga bisa menjadi bagian dari pengalaman wisata," jelasnya.

Menurutnya hal ini akan memperkuat posisi Balai Kaliki sebagai destinasi budaya, sekaligus destinasi kuliner yang berdaya saing.

Kegiatan pengabdian masyarakat di Kampung Adat Balai Kaliki, Kota Payakumbuh, tidak hanya fokus pada pelatihan teknis, tetapi juga diarahkan untuk memberikan dampak nyata bagi kesejahteraan warga.

Ia menambahkan bahwa pariwisata berbasis masyarakat akan lebih berkelanjutan, apabila warga terlibat langsung dan merasakan manfaat, baik dari sisi ekonomi maupun pelestarian budaya.

“Harapan kami, kegiatan ini bisa menjadi model pemberdayaan berbasis kearifan lokal yang menjadikan Balai Kaliki sebagai destinasi budaya unggulan, bukan hanya di tingkat nasional, tetapi juga berpotensi menarik wisatawan mancanegara,” katanya.

Selain memberikan dampak nyata pada peningkatan keterampilan dan perekonomian masyarakat, program pengabdian Universitas Negeri Padang (UNP) di Kampung Adat Balai Kaliki, juga menunjukkan kontribusi strategis terhadap pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs) atau Tujuan Pembangunan Berkelanjutan.

Program ini mendorong pengentasan kemiskinan (SDG 1), melalui peluang ekonomi baru dari homestay dan kuliner khas.

Kemudian memperkuat akses pendidikan non-formal (SDG 4), lewat pelatihan keterampilan, serta menciptakan lapangan kerja baru di sektor pariwisata (SDG 8).

Tidak hanya itu, kegiatan ini juga memperkuat posisi desa adat sebagai destinasi berkelanjutan (SDG 11), mengajarkan konsumsi dan produksi yang bertanggung jawab melalui pemanfaatan kuliner lokal (SDG 12), dan menegaskan pentingnya kemitraan multipihak antara UNP, masyarakat adat, IHSA, serta pemerintah (SDG 17).

Dengan pendekatan menyeluruh ini, pengabdian UNP bukan sekadar program jangka pendek, melainkan sebuah langkah nyata menuju keberlanjutan pariwisata berbasis budaya dan kearifan lokal yang manfaatnya dapat dirasakan lintas generasi.

Dengan keberhasilan tahap awal ini, masyarakat Balai Kaliki kian optimis bahwa kampung adat mereka akan tumbuh menjadi destinasi wisata budaya yang diperhitungkan.

Selain itu, juga menawarkan pengalaman otentik yang tak terlupakan, dari kenyamanan homestay bernuansa lokal, hingga cita rasa kuliner tradisional, yang mampu memikat wisatawan domestik maupun mancanegara.

Pewarta :
Uploader: Jefri Doni
COPYRIGHT © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.