Polisi Belum Keluarkan Izin Demo Warga Ulu Aia

id Polisi Belum Keluarkan Izin Demo Warga Ulu Aia

Sarilamak, (Antara) - Pihak Kepolisian Resor Kabupaten Limapuluh Kota belum memberikan izin terkait rencana unjuk rasa masyarakat Ulu Aia Kecamatan Harau pada 19 Nofember 2013. Kasat Intel Polres Limapuluh Kota, AKP. Efrizaldi, Kamis (14/11) mengatakan, pihaknya telah menerima surat pemberitahuan rencana unjuk rasa warga Ulu Aia, namun pihaknya belum mengeluarkan izin resmi. "Kita belum memberikan izin, karena kita perlu memanggil pihak yang ingin berunjukrasa terlebih dahulu untuk meminta keterangan sejumlah hal. Seperti jumlah yang akan ikut, siapa penanggung jawab, dan apa atribut yang akan digunakan," kata Efrizaldi. Sebelumnya, ribuan warga dari Jorong Ulua Aia Kenagarian Harau Kecamatan Harau Kabupaten Lima Puluh Kota berencana akan menggelar unjuk rasa ke Kantor Bupati Lima Puluh Kota dan DPRD di Bukik Limau di Sarilamak. Rencana unjukrasa tersebut digelar terkait usulan pemekaran jorong mereka menjadi nagari (desa adat) baru yang tidak kunjung dikabulkan pemerintah daerah. Menurut rencana, unjukrasa tersebut akan digelar pada Selasa (19/11) nanti. Yondri Dt. Tumangguang (52), tokoh adat di jorong tersebut mengatakan, selama ini untuk berurusan ke kantor wali nagari, warga Ulu Aia mesti menempuh jarak cukup jauh, yakni sekitar 27 Km. Jarak itu menimbulkan biaya mahal. Belum lagi jika sesampai di kantor wali nagari orang yang akan ditemui tidak di tempat. Jorong Ulua Aia kata dia, memiliki penduduk sekitar 1400 orang dan yang punya hak pilih 700 orang lebih, dengan luas 32,5 Km dan dinilai bisa berdiri sendiri sebagai sebuah nagari terpisah dari Nagari Harau. Bahkan menurut sejarah kata Yondri Dt. Tumangguang, Ulu Aia sebelumnya telah diakui sebagai nagari adat di Limapuluh Kota. Sementara itu, Putra Delvi (31), Badan Musyawarah (Bamus) Kenagarian Harau, juga membenarkan rencana aksi unjukrasa warga di Jorong Ulu Aia. Menurut dia, nanti akan ikut sekitar seribuan warga, karena permohonan pemekaran selama ini tidak kunjung ditanggapi pemerintah daerah. "Saat hari unjuk rasa, kita akan berkumpul dulu di Simpang Landai, selanjutnya dengan menggunakan truk dan sepeda motor kami menuju lokasi unjukrasa," sebutnya. (**/mko/WIJ)