Lubuk Sikaping (ANTARA) - Kepala Kantor Kementerian Agama (Kakan Kemenag) Kabupaten Pasaman, Sumatera Barat melaksanakan Fokus Group Discusion (FGD) bersama ormas, pers serta stakehokder terkait tentang deteksi dini konflik paham keagamaan Islam, Selasa.
Kakan Kemenag Kabupaten Pasaman Yasril mengatakan pencegahan konflik merupakan upaya sistematis, yang dilakukan melalui peningkatan kapasitas kelembagaan dan penguatan sistem peringatan dini.
"Bisa saja, konflik itu bermula dari persoalan rumah ibadah, ekspresi keagamaan, pemaksaan atribut, hingga persoalan interpretasi ajaran. Deteksi dini sangat penting untuk menghindari potensi kerusuhan di masyarakat,” ujar Yasril.
Disampaikan Yasril, pencegahan konflik sejak dini dinilai sangat penting, dengan harus keterlibatan seluruh stakeholder seperti yang hadir pada diskusi hari ini, baik pengurus Ormas Islam termasuk MUI, penyuluh Agama Islam dan insan pers.
"Kemenag sebagai lembaga keagamaan berkomitmen untuk menjaga kerukunan dibalik keberagaman, tidak hanya agama juga beragam aspek perbedaan yang ada," katanya.
Menurutnya, dari perbedaan ini pula bisa menjadi potensi terjadinya konflik di tengah masyarakat.
"Maka, ini sangat diperlukan kebersamaan dengan organisasi, tokoh agama juga media serta pemerintah daerah sendiri melakukan upaya diteksi dan pencegahan," katanya.
Ketua MUI Pasaman Nasbin Panyahatan menyerahkan rekomendasi kepada Kemenag, diantaranya berisikan turut mendukung langkah strategis dalam memahami akar permasalahan serta dinamika lokal untuk mewujudkan rekonsiliasi dan resolusi konflik secara konstruktif.
"Mendorong penguatan moderasi beragama sebagai fondasi moral dan kultural dalam menangkal intoleransi, ekstremisme, dan kekerasan berbasis identitas," kata Nasbin Panyahatan.