Agam (ANTARA) - Ketua Komisi IV DPR RI, Siti Hediati Hariyadi yang akrab disapa Titiek Soeharto mengungkap Program Sawah Pokok Murah (SPM) yang diluncurkan di Kabupaten Agam Sumatera Barat diharapkan mampu diterapkan di seluruh Indonesia.
Hal itu disampaikan Titiek saat Komisi IV DPR RI melakukan kunjungan kerja panen padi SPM di Desa Ampang Gadang, Kecamatan Ampek Angkek, Agam, Sabtu (21/6).
"Saya pribadi merasa bangga dan terharu ada putra dari Agam yang menemukan inovasi memproduksi padi. Ini diharapkan segera diterapkan di seluruh pertanian di Indonesia," kata Titiek.
Menurutnya, untuk langkah awal, SPM harus benar-benar dimaksimalkan di Sumatera Barat dengan memberikan hasil swasembada pangan dari daerah setempat.
"Dilahirkan di Agam dan dikembangkan di Sumbar hingga seluruh Indonesia. Insya Allah Asta Cita Presiden Prabowo untuk swasembada pangan akan cepat terealisasi," kata Titiek.
Komisi IV DPR RI ikut mendorong percepatan pengaplikasian SPM dengan meminta kementerian pertanian melakukan penelitian lebih lanjut.
"Saya minta Kementerian Pertanian maupun Dirjen untuk segera melakukan penelitian. Tapi jangan terlalu lama, ini sudah terbukti bisa menghasilkan produksi padi dengan kualitas tinggi dengan modal ringan," katanya.
Komisi IV juga meminta dialokasikan bibit atau benih padi yang disesuaikan dengan pola konsumsi setiap daerah. Selain itu beberapa permintaan lain seperti pengadaan irigasi juga diatensi.
Peluncuran Inovasi Sawah Pokok Murah digagas oleh pakar pertanian Sumbar, Ir. Djoni yang juga pernah menjabat sebagai Kepala Dinas Pertanian Pemprov Sumbar.
Ia melahirkan ide penghematan biaya produksi dengan meminimalisir penggunaan bahan kimia, pengolahan lahan hingga pembakaran jerami.
"Ini berdasarkan pengalaman 40 tahun. Selama ini petani terpinggirkan dan tergantung dengan pihak lain. Asta Cita Presiden adalah tentang ketahanan nasional dengan kemandirian. SPM membawa petani merdeka," kata Djoni.
Ia menyebut saat ini sudah sekitar 2.000 petani di Sumbar mengerjakan sawahnya dengan pola SPM yang mampu menghasilkan panen setidaknya tiga kali dalam setahun serta berlaku untuk semua jenis padi.