Pembuatan patung "on the spot" pukau pengunjung di Galeri Taman Budaya Sumatera Barat

id Pembuatan patung,Arby Samah,Pandai Sikek, Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat.,Padang,Galeri Taman Budaya Sumatera Barat

Pembuatan patung "on the spot" pukau pengunjung di Galeri Taman Budaya Sumatera Barat

Pematung asal Nepal Laxman Bhujel membuat patung kepala Arby Samah, saat pembukaan pameran 95 tahun Arby Samah di Galeri Taman Budaya Sumatera Barat di Padang, Kamis (19/6/2025). ANTARA FOTO/Iggoy el Fitra

Padang (ANTARA) - Pembuatan patung "on the spot" atau secara langsung memukau pengunjung pada pembukaan Pameran Patung 95 Tahun Arby Samah di Galeri Taman Budaya Sumatera Barat di Padang, Kamis.

"Atraksi pembuatan patung tanah liat merupakan bagian dari pameran, karena karya mereka yang langsung dibuat dan dipamerkan, yakni dari Nepal, Padang, dan Yogyakarta," kata Ketua Pelaksana Pameran, Anita Dikarina di Padang, Kamis.

Ia menyebutkan, salah satu pematung yang tampil adalah Laxman Bhujel dari Nepal yang membuat patung kepala Arby Samah dalam waktu kurang lebih satu jam.

Pembuatan patung tersebut dilakukan hanya dengan melihat sebuah foto Arby Samah dari internet yang membuat kagum pada pengunjung, karena hasil patung sangat detail dan mirip.

Seorang pengunjung, Dodi mengaku baru pertama kali melihat aksi pematung membuat karyanya sampai selesai dan hal itu membuatnya kagum.

"Biasanya kita kan melihat karyanya saja yang sudah jadi dan dipamerkan, kalau sekarang dapat pengalaman melihat proses kreatifnya, ternyata seperti ini saya salut dan kagum sekali," kata Dodi.

Kurator pameran Ali Umar mengatakan, Arby Samah adalah pelopor seni patung abstrak di Indonesia yang berasal dari Pandai Sikek, Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat.

"Arby Samah bukan sekadar seniman, beliau adalah saksi zaman, penyaksi perubahan, dan penanda arah. Selama lebih dari tujuh dekade karya-karyanya, baik dalam bentuk lukisan, tulisan, gagasan, maupun keteladanan hidup telah menjadi refleksi dari kegelisahan, cinta, dan keberanian," jelasnya

Di usia 95 tahun ini, kita tidak hanya merayakan usia biologis beliau, tapi juga usia karya dan pengaruh yang terus hidup, menyala, dan menyulut semangat generasi muda, kata Ali Umar. (*)

Pewarta :
Uploader: Jefri Doni
COPYRIGHT © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.