Bupati: Perang Kamang-Manggopoh perjuangan masyarakat Agam lawan Belanda

id Agam, Sumatera Barat,Perang Kamang-Manggopoh ,Sumbar,Bupati Agam

Bupati: Perang Kamang-Manggopoh perjuangan masyarakat Agam lawan Belanda

Bupati Agam Benni Warlis menjadi Inspektur upacara peringatan perang Kamang, di halaman Kantor Camat Kamang Magek, Minggu (15/6). Dok ANTARA/HO/Humas Agam

Lubukbasung (ANTARA) - Bupati Agam, Sumatera Barat Benni Warlis mengatakan perang Kamang dan Manggopoh pada 1908 merupakan perjuangan dan pergerakan masyarakat setempat dalam melawan penjajahan Belanda.

"Kedua hari bersejarah ini, satu kesatuan perjuangan pergerakan masyarakat Agam dalam perlawanan melawan kolonialisme," kata Benni Warlis di Lubuk Basung, Minggu.

Ini disampaikannya saat menjadi inspektur upacara peringatan perang Kamang, di halaman Kantor Camat Kamang Magek, Minggu.

Ia mengatakan perlawanan bersenjata untuk meraih kemerdekaan terjadi silih berganti di seluruh pelosok nusantara, bahkan tidak terhitung pejuang rakyat yang telah gugur.

Sederetan panjang perjuangan tersebut, sejarah mencatat 15 Juni 1908 terjadi sebuah peristiwa yang telah terukir dengan tinta emas dalam lembaran sejarah yaitu, perjuangan masyarakat Kamang dan Manggopoh menghadapi penjajahan Belanda.

"Perang ini terjadi pada 15 Juni 1908, merupakan salah satu bentuk nyata perlawanan rakyat Minangkabau terhadap ketidakadilan, pemaksaan kebijakan dan upaya pemecah belah yang dilakukan penjajah Belanda," katanya.

Ia menambahkan perang ini memiliki keistimewaan tersendiri. Ada dua hal membuat perang ini menonjol.

Pertama perang merupakan bentuk ketidakpuasaan masyarakat terhadap pemberlakuan belasting atau pajak dari pemerintah kolonial Belanda.

Kedua, saat perjuangan bersenjata di pelosok nusantara berhasil dilumpuhkan Kolonial Belanda, masyarakat Kamang dan sekitarnya yang dipimpin Haji Abdul Manan, Datuak Rajo Pangulu dan Datuak Parpatiah Nan Sabatang, serta tokoh lainnya masih tetap mengadakan perlawanan bersenjata.

Semangat kepahlawanan para pejuang perang ini akan tetap dipelihara dan dilestarikan, serta diwujudkan dalam mendukung semua program pembangunan di segala sektor demi mewujudkan kesejahteraan rakyat.

“Saat ini sudah banyak kita berbuat. Pembangunan terus berjalan, namun tetap diperlukan kerja keras semua pihak untuk menuju kehidupan yang lebih baik,” katanya.

Ia berpesan agar tidak melupakan sejarah perang ini meskipun waktu berjalan semakin jauh meninggalkan masa periode perjuangan tersebut.

“Sejarah ini akan terus kita pelihara, salah satu upaya adalah dengan memperingatinya setiap tahun. Sebagai penghormatan atas perjuangan para pejuang, hanya sepenggal doa yang dapat kita kirimkan sebagai bentuk ucapan terimakasih dari lubuk hati yang dalam,” katanya.

Pewarta :
Uploader: Jefri Doni
COPYRIGHT © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.