Lubuk Sikaping (ANTARA) - Ketua Palang Merah Indonesia (PMI) Kabupaten Pasaman, Sabar AS mengatakan bahwa stok darah di Pasaman mengalami surplus, sehingga mampu membantu memenuhi kebutuhan pasien didaerah setempat.
Sabar AS yang juga Bupati Pasaman dalam rapat konsolidasi di Lubuk Sikaping, Jumat mengatakan bahwa PMI Kabupaten Pasaman menargetkan 150 kantong darah per bulan.
"Akan tetapi berkat kerja keras bersama, mampu dicapai 160 kantong per bulan. Sehingga keberadaan PMI makin dirasakan masyarakat Pasaman," kata Sabar AS.
Dihadapan jajaran pengurus, Sabar AS mengatakan kedepan tentu perlu ditingkatkan agar tidak ada lagi masyarakat yang kesusahan mencari stok darah saat berobat ke rumah sakit.
"Keinginan masyarakat Pasaman untuk mendonorkan darahnya sangat tinggi. Untuk itu PMI Pasaman akan terus melaksanakan program donor darah secara rutin menyasar seluruh elemen masyarakat," ujar Sabar AS.
Ia menyebutkan bahwa aktivitas PMI adalah investasi kemanusiaan sebagai bekal nanti di akhirat. Bupati Pasaman itu mengibaratkan perjuangan di PMI sebagai Penanaman Modal Akhirat (PMA), karena mampu memenuhi kebutuhan masyarakat yang kesulitan.
Ia mengapresiasi eksistensi PMI Kabupaten Pasaman mendapatkan pengakuan dari masyarakat, hal itu bisa terwujud melalui kekompakan dan kerja keras pengurus PMI hadir yang dalam berbagai jenis seperti bencana, seperti musibah kebakaran, gempa, banjir dan lainnya.
"Jiwanya PMI berjuang untuk kemanusiaan. Maka tolonglah orang yang datang meminta darah dengan senyuman, meskipun kondisinya darurat kita harus tenang dan bantu dengan senang hati," katanya.
Mantan Wakil bupati Pasaman ini mengajak PMI untuk bermitra dengan pemerintah daerah untuk mengimplementasikan pembangunan melalui Pasaman Tanggap Bencana. Karena Pasaman adalah daerah rawan bencana, sehingga dibutuhkan kesiapan dengan membangun sinergitas dengan stakeholder yang ada di Pasaman.
"PMI mendukung pemerintah daerah dengan program Pasaman Sehat, yakni Pembangunan Manusia, yang salah satu indeksnya adalah menurunkan angka kematian ibu dan anak. Jika penanganan medis terlambat seperti kebutuhan darah yang tidak tercukupi, resikonya angka kematian ibu dan anak meningkat," jelasnya.
Ia mengajak pengurus PMI dan Markas PMI untuk memperkuat solidaritas organisasi dengan berjuang tanpa pamrih, karena disitulah kemuliaan yang sebenarnya.
"PMI sangat perlu membangun kerjasama yang baik, jika terdapat persoalan, maka secepatnya mencarikan solusi," pungkasnya.