Padang (ANTARA) - Bank Indonesia (BI) Provinsi Sumatera Barat (Sumbar) dan PT Semen Padang bekerja sama mengolah limbah racik uang kertas (LRUK) menjadi sumber energi bahan bakar alternatif produksi sebagai langkah inisiatif terobosan untuk keberlanjutan lingkungan.
"BI sebagai bank sentral berkomitmen kuat terhadap pelestarian lingkungan dan pembangunan berkelanjutan," kata Kepala BI Sumbar Mohamad Abdul Majid Ikram di Padang, Kamis.
Majid mengatakan inovasi dalam pengelolaan uang rupiah termasuk merealisasikan pemanfaatan LRUK sebagai sumber energi alternatif secara umum tidak hanya mengurangi limbah, tetapi juga mendukung upaya mencapai zero waste landfill.
Zero waste landfill merupakan konsep pengelolaan limbah yang bertujuan untuk mengurangi, atau bahkan menghilangkan limbah yang dibuang ke tempat pembuangan akhir.
Hal tersebut sejalan dengan kerangka BI Hijau yang mencakup berbagai pilar kebijakan di antaranya kebijakan moneter hijau, makroprudensial hijau serta sistem pembayaran hijau.
BI akan menggunakan sumber daya internal dan transportasi sendiri untuk pengiriman ke PT Semen Padang untuk mencegah penumpukan LRUK hasil racikan uang kertas dan memastikan kelancaran pengirimannya.
Sementara itu, Direktur Operasional PT Semen Padang Pri Gustari Akbar mengatakan kerja sama tersebut menunjukkan komitmen terhadap praktik inovatif dan berkelanjutan untuk negeri.
"Kami sangat antusias melihat dampak positif dari program ini terhadap komunitas dan lingkungan," ujarnya.
Apalagi, pemanfaatan LRUK sebagai sumber bahan bakar alternatif bagi PT Semen Padang itu pada dasarnya mendukung strategi waste to energi (WtE), atau upaya mengubah sampah menjadi sumber energi dan waste to product (WtP) atau sampah menjadi produk.
Sejauh ini, PT Semen Padang telah melakukan penelitian yang mengonfirmasi nilai kalori LRUK sebesar 3.210 kilokalori per kilogram, dan termasuk dalam limbah non-B3 yang cocok digunakan sebagai bahan bakar alternatif produksi semen di PT Semen Padang.
Sebelumnya BI juga telah bekerja sama dengan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) untuk mengembangkan praktik pengelolaan limbah yang ramah lingkungan. Langkah strategis ini dinilai mampu mengurangi jejak karbon dan mempromosikan proses bisnis yang berkelanjutan.