Unand pertama kali serahkan ijazah dua bahasa saat wisuda 2025

id wisuda unand,wisuda,unand,universitas andalas

Unand pertama kali serahkan ijazah dua bahasa saat wisuda 2025

Para wisudawan mendengarkan arahan dari Rektor Universitas Andalas, Provinsi Sumatera Barat. Antara/HO-Humas Unand

Padang (ANTARA) - Universitas Andalas (Unand), Sumatera Barat untuk pertama kalinya menyerahkan ijazah dalam dua bahasa secara langsung kepada para lulusan saat wisuda II tahun 2025.

"Wisuda tahun ini memiliki arti lebih spesial karena untuk pertama kalinya ijazah dalam dua bahasa yaitu bahasa Indonesia dan bahasa Inggris diserahkan secara langsung di hari-H kepada wisudawan dan wisudawati," kata Rektor Unand Efa Yonnedi di Padang, Minggu.

Langkah tersebut juga membuktikan bahwa wisuda bukan sekadar prosesi seremonial saja, melainkan simbol kepercayaan, legitimasi akademik serta komitmen perguruan tinggi kepada para lulusan untuk menapaki karir yang cemerlang, kata Rektor Unand.

Dalam wisuda yang meluluskan 1.143 wisudawan mulai dari jenjang Diploma III hingga doktor tersebut, ia menyampaikan ucapan selamat kepada lulusan yang berhasil menyelesaikan pendidikan sebagai bukti nyata kerja keras, ketekunan dan semangat pantang menyerah mampu mengantarkan pada pencapaian yang membanggakan.

Akan tetapi, rektor mengingatkan para lulusan ke depannya tidak hanya mengandalkan ijazah sebab hal itu bukanlah akhir dari perjalanan, melainkan awal dari tanggung jawab yang lebih besar.

Apalagi, di tengah arus perubahan yang cepat saat ini kecerdasan intelektual saja tidak cukup, melainkan perlu adanya kolaborasi lintas disiplin, semangat belajar sepanjang hayat, integritas moral yang teguh serta keberanian untuk berinovasi dan beradaptasi.

"Jadi para lulusan perlu menjadi pribadi yang kritis namun tetap menjunjung tinggi etika dan sopan santun," tegasnya.

Termasuk pula responsif terhadap permasalahan sosial, ekonomi dan lingkungan dan menyampaikannya melalui narasi yang positif, argumentatif serta berbasis data.

Ia juga mengingatkan bahwa budaya akademik menuntut setiap orang untuk berpikir jernih, menghargai perbedaan dan menyampaikan ide secara elegan.

"Jadi literasi dan wacana tetaplah menjadi fondasi utama dan kaum terdidik seperti para wisudawan memiliki tanggung jawab besar untuk memperkuatnya di tengah masyarakat," tambahnya.