Solok (ANTARA) - Kelompok Tani (Keltan) Kumbang Jantan, Alahan Panjang, Kecamatan Lembah Gumanti, Kabupaten Solok, Sumbar bekerja sama dengan NusaDrone dan DJI Agriculture melakukan uji coba penggunaan drone untuk penyemprotan dan pemupukan lahan pertanian di daerah.
Ketua Kelompok Tani (Keltan) Kumbang Jantan, Samsul Suhardi di Alahan Panjang, Minggu (20/4) mengharapkan uji coba tersebut mampu meningkatkan efisiensi kerja petani, mengurangi biaya produksi, serta menjaga kesehatan petani.
Menurut dia melakukan penyemprotan dengan memanfaatkan teknologi pertanian modern menggunakan drone dapat menghemat hingga 30 persen penggunaan pestisida dan pupuk.
Ia juga mengatakan uji coba penggunaan drone tersebut telah diadakan pada Minggu (20/4) bersama NusaDrone dan DJI Agriculture serta juga dihadiri oleh penyuluh pertanian Kabupaten Solok, dosen pertanian Unand, dan Prof Tafdil Husni dan Prof Werry Darta Taifur, mantan Rektor Universitas Andalas serta anggota kelompok tani lainnya.
Di samping itu Pegiat Pertanian Nofrins Napilus menambahkan, saat ini tantangan utama pertanian bukan hanya memperluas lahan, tetapi juga cara mengoptimalkan lahan agar hasil panen meningkat, baik dari sisi kuantitas maupun kualitas.
Salah satu solusinya adalah penerapan teknologi. Teknologi pertanian sangat relatif, yang penting sekarang adalah bagaimana kita bisa meningkatkan hasil panen dengan teknologi yang sudah tersedia.
"Maka dari itu, kami mulai mengenalkan penggunaan drone kepada para petani," katanya.
Selain efisiensi waktu dan tenaga, penyemprotan dengan drone juga dinilai lebih aman bagi kesehatan petani karena mengurangi kontak langsung dengan bahan kimia.
Nofrins menyebutkan, hasil dari uji coba ini nantinya akan dilaporkan ke pemerintah daerah untuk dikaji lebih lanjut. Jika hasilnya positif dan berkembang, tentu akan dibahas penerapannya secara mandiri oleh petani, tentunya tetap harus mengikuti regulasi yang berlaku.
Selain itu, menurut dia daerah Kabupaten Solok yang dikenal sebagai lumbung bawang merah nasional dengan lahannya yang luas, tentu sangat berpotensi dalam penerapan teknologi drone tersebut.
Ia juga mengatakan potensi tersebut harus menjadi perhatian serius agar ke depan memberikan dampak ekonomi bagi masyarakat dan daerah. Apalagi ditunjang keberadaan destinasi wisata Kabupaten Solok yang kini ramai dikunjungi wisatawan.
Lebih lanjut, Perwakilan NusaDrone-DJI Agriculture, Moh. Bahrun juga menyampaikan bahwa kegiatan uji coba tersebut menjadi tahap awal pengenalan teknologi drone kepada petani di daerah.
"Kami mencoba membagikan pengetahuan tentang teknologi drone di bidang pertanian. Kami ingin mengajak petani agar melek teknologi, dimulai dengan melihat, memahami, dan pada akhirnya bisa menggunakannya secara mandiri," ujarnya.
Menurutnya, penggunaan drone oleh petani secara mandiri akan melalui tahapan tertentu, termasuk pelatihan dan pemahaman terhadap regulasi yang mengatur penggunaan alat ini di sektor pertanian.
Ia berharap ke depan para petani bisa mengoperasikan drone secara mandiri untuk penyemprotan, tentunya sesuai dengan peraturan yang berlaku. Teknologi ini sangat bermanfaat dan menjadi bagian dari masa depan pertanian Indonesia.