Solok (ANTARA) - Wakil Bupati (Wabup) Solok Jon Firman Pandu bersama Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) meninjau ketersediaan pangan di Bulog cabang Solok, Sumatera Barat, menjelang akhir tahun 2024.
Wakil Bupati Solok Jon Firman Pandu di Solok, Jumat, mengatakan kegiatan tersebut merupakan upaya menyikapi tingginya harga beras yang menjadi polemik di tengah masyarakat Kabupaten Solok menjelang akhir tahun.
Selain itu, hal ini juga untuk memantau kualitas beras yang akan disalurkan kepada masyarakat.
Ia mengatakan kegiatan ini juga merupakan bentuk silaturahmi terhadap instansi vertikal yang ada di Kabupaten Solok, bukan hanya dengan Bulog tapi dengan instansi lainnya juga sudah direncanakan.
Ia berharap ketersediaan beras di gudang Bulog dapat memenuhi kebutuhan masyarakat menjelang tahun baru 2025 nantinya.
"Sebab membangun Kabupaten Solok tidak bisa sendiri, sesuai tugas kita masing-masing, kolaborasi dengan semua pemangku kepentingan dan pemerintah yang lebih tinggi akan mempercepat pembangunan daerah,” ucapnya.
Untuk ketersediaan beras pada gudang Bulog cabang Solok hingga akhir tahun masih tergolong aman.
Usai kegiatan pemantauan di Bulog, TPID Kabupaten Solok melakukan survei harga sembako di pasar raya Nagari (Desa) Talang.
Sebelumnya, Perum Bulog memastikan persediaan beras secara nasional dalam kondisi aman untuk memenuhi kebutuhan masyarakat menjelang akhir tahun, guna menghadapi Natal 2024 dan Tahun Baru 2025.
"Stok kita kalau nasional 2 juta ton. Saya kira itu salah satu jumlah, atau bahkan jumlah terbesar setelah sekian tahun, jadi aman," kata Direktur Utama Perum Bulog Wahyu Suparyono, di Yogyakarta, Rabu (4/12).
Wahyu menyebut 2 juta ton beras tersebut merupakan proyeksi stok nasional hingga 31 Desember 2024.
Persediaan beras tersebut masih memadai untuk memenuhi kebutuhan masyarakat, termasuk penyaluran bantuan pangan pada 2025 selepas momen Natal dan tahun baru.*