Pemprov Bentuk Tim Investigasi Robohnya Gor Koja

id Pemprov Bentuk Tim Investigasi Robohnya Gor Koja

Jakarta, (Antara) - Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta segera membentuk tim investigasi khusus untuk menyelidiki peristiwa robohnya Gelanggang Olahraga Remaja (GOR) Koja di Jakarta Utara. "Tim investigasi ini akan bertugas menyelidiki penyebab runtuhnya bangunan GOR tersebut dan sekaligus mencari tahu apakah konsultan yang memenangkan tender proyek ini sudah memiliki izin praktik atau belum," kata Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama di Balai Kota, Jakarta Pusat, Senin. Selain itu, pihaknya juga akan meminta keterangan dari Dinas Olahraga dan Pemuda (Disorda) DKI Jakarta terkait peristiwa tersebut. Menurut pria yang akrab disapa Ahok itu, seluruh pengerjaan bangunan untuk fasilitas umum memang sebaiknya diserahkan kepada Dinas Perumahan dan Gedung Pemerintahan Daerah DKI Jakarta. "Peristiwa robohnya bangunan milik Pemprov DKI sudah beberapa kali terjadi. Memang sebaiknya proses pengerjaan pembangunan diserahkan kepada dinas atau Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) yang mengerti betul tentang bangunan," ujar Ahok. Selain membentuk tim investigasi khusus, Pemprov DKI juga akan melakukan evaluasi terhadap seluruh SKPD yang memiliki program pembangunan gedung-gedung. "Dengan adanya evaluasi ini, kita bisa tahu kalau ada SKPD yang kurang paham mengenai bangunan, maka seluruh pengkajian dan pengawasannya bisa dilakukan oleh SKPD yang betul-betul paham soal bangunan, misalnya Dinas Perumahan dan Gedung Pemerintahan Daerah DKI Jakarta," tutur Ahok. Pihaknya juga akan memanggil asosiasi konsultan yang ada di ibukota untuk mencari tahu apakah konsultan proyek GOR Koja itu memiliki izin atau tidak. "Sekarang ini banyak sekali konsultan yang hanya punya modal surat-surat saja, kemudian berani mengklaim sebagai konsultan, bahkan bisa menang tender. Maka dari itu, kita mau panggil asosiasi konsultan untuk mengecek kebenarannya," ungkap Ahok. Seperti diketahui, peristiwa robohnya GOR Koja yang masih dalam proses pembangunan itu terjadi pada Kamis (19/9) lalu sekitar pukul 17.30 WIB. Akibat peristiwa tersebut, sebanyak empat orang pekerja meninggal dunia dan tujuh pekerja lainnya menderita luka-luka. (*/sun)