Sudan Selenggarakan Konferensi Bisnis Jerman Bulan Depan

id Sudan Selenggarakan Konferensi Bisnis Jerman Bulan Depan

Khartoum, (Antara/Reuters) - Sudan akan menyelenggarakan konferensi bisnis dengan perusahaan Jerman untuk meningkatkan hubungan ekonomi negara itu dengan ekonomi terbesar Eropa tersebut, kata media pemerintah, Minggu. Acara tersebut adalah kali kedua diselenggarakan antara para pengusaha Berlin dan negara Afrika terisolasi itu tahun ini. Sudan sedang mencoba untuk menarik lebih banyak investasi guna mengatasi krisis ekonomi di dalam negeri setelah kehilangan sebagian besar cadangan minyaknya pasca pemisahan Sudan Selatan pada tahun 2011. Kebanyakan perusahaan Barat menjauhi negara itu karena embargo perdagangan yang dijatuhkan oleh Amerika Serikat atas catatan hak asasi manusia di Sudan. Konferensi Khartoum, yang dilaksanakan pada 28-31 Oktober, kemungkinan akan membuat kesal para aktivis hak asasi manusia yang mengkritik Berlin karena mengundang para pejabat tinggi Sudan ke forum yang sama pada bulan Januari. Acara di Berlin itu juga ditujukan untuk Sudan Selatan, tetapi Juba hanya mengirim duta besarnya di Berlin untuk menghindari kontak dengan musuh bebuyutannya, Sudan, saat ketegangan bilateral antara kedua negara masih terjadi, kata para diplomat. Sudan mengirimkan delegasi tingkat tinggi ke Berlin. Konferensi ini diselenggarakan oleh para pengusaha Jerman dan Sudan dengan dukungan dari kedua pemerintah, menurut Asosiasi Bisnis Jerman - Afrika. Sementara itu para investor asing di Sudan sering mengeluhkan kelangkaan dolar dan menyusutnya proyek infrastruktur negara, asosiasi yang berbasis di Berlin itu memiliki gambaran yang lebih cerah terkait peluang bisnis di Sudan. "Perspektif ekonomi Sudan telah berkembang positif baru-baru ini .... ekonomi telah pulih sejak pemisahan diri kawasan selatan," kata Asosiasi Bisnis Jerman - Afrika di lamannya. Asosiasi itu mengutip peluang perusahaan-perusahaan Jerman saat Sudan berencana untuk memperluas sektor minyak, gas dan pertambangan. Kebanyakan negara Barat hanya memiliki hubungan yang terbatas ke Sudan. Presiden Sudan Omar Hassan al-Bashir menghadapi tuduhan sebagai pelaku kejahatan perang di Darfur di Pengadilan Kriminal Internasional. (*/sun)