Kemendikbudristek harap Festival Danau Maninjau hidupkan budaya Agam

Direktur Pengembangan dan Pemanfaatan Kebudayaan Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi Republik Indonesia Irini Dewi Wanti dan undangan memukul tambua bertanda dimulainya festival tersebut pada Sabtu (16/9/2023). Antara/Altas Maulana.
Lubuk Basung,- (ANTARA) - Kebudayaan Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) menilai Festival Danau Maninjau Kelok 44 atau FestDaMa-K44 di Kabupaten Agam, Sumatera Barat (Sumbar) untuk bisa menghidupkan ekosistem kebudayaan di daerah itu.
"Tambua tansa terdiri dari kayu, kulit, dan lukisan yang ada menghiasi tambua. Tabuhan gendang tidak akan redup dan mempunyai ritme yang luar biasa ketika tidak ada yang mengajarkan maupun pembuat tambua," katanya Direktur Pengembangan dan Pemanfaatan Kemendikbudristek Irini Dewi Wanti di Lubuk Basung, Minggu.
Karena itulah kemendikbudristek bersama Balai Pelestarian Budaya Wilayah III Sumbar tetap memfasilitasi kegiatan tersebut guna melestarikan kebudayaan dan mengajak masyarakat ikut menjaga kebudayaan setempat.
Sementara itu Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Agam Isra memberikan apresiasi dukungan Dirjen Kebudayaan Kemendikbudristek dalam Festival Danau Maninjau Kelok 44.
"Kegiatan ini sesuai dengan visi Agam untuk melestarikan kebudayaan di daerah itu, apalagi Agam sangat kaya dengan seni, budaya, dan tradisi," katanya.
Ia mengatakan festival yang diadakan ini sangat tepat dalam merawat alam dan tradisi di Maninjau. Festival tersebut, kata dia, merupakan wadah khusus di Maninjau untuk berkreasi dan mengembangkan nilai kebudayaan.
"Melalui festival ini ditingkatkan nilai adat dan budaya bagi masyarakat Agam dan ini sangat diperlukan karena banyak peninggalan. Maninjau juga tepat kelahiran ulama besar Buya Hamka dan tokoh nasional lainnya," kata Isra.
Staf Ahli bidang Pembangunan Kemasyarakatan dan Sumber Daya Manusia Provinsi Sumbar Erinaldi menambahkan kegiatan ini bisa meningkatkan kunjungan wisata yang berdampak terhadap ekonomi masyarakat setempat.
"Tanpa adanya kegiatan, maka ekonomi tidak jalan. Untuk itu diadakan kegiatan berupa festival, seminar, dan perlombaan," katanya.
Ia berharap kegiatan ini menjadi agenda tahunan. Menurutnya, banyak kesenian dan kebudayaan daerah lain perlu difasilitasi secara bersama dalam skala besar dengan melibatkan peserta dari kabupaten dan kota di Sumbar.
Ketua Panitia Festival Danau Maninjau Kelok 44 Unri menambahkan kegiatan ini bakal dilakukan secara rutin. "Ini kegiatan kedua kita. Sebelumnya kita mengadakan di Sungai Batang pada 2022," katanya.
Rangkaian kegiatan festival yang digelar pada 15-17 September 2023 berupa pemutaran film kebudayaan, penanaman pohon buah-buahan di Kelok 2, arak-arakan kesenian di Kelok 2, pertunjukan kesenian, seminar, lomba manjalo atau menangkap ikan dengan alat tradisional, dan pameran UMKM.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Kemendikbudristek: Festival Danau Maninjau hidupkan budaya Agam
"Tambua tansa terdiri dari kayu, kulit, dan lukisan yang ada menghiasi tambua. Tabuhan gendang tidak akan redup dan mempunyai ritme yang luar biasa ketika tidak ada yang mengajarkan maupun pembuat tambua," katanya Direktur Pengembangan dan Pemanfaatan Kemendikbudristek Irini Dewi Wanti di Lubuk Basung, Minggu.
Karena itulah kemendikbudristek bersama Balai Pelestarian Budaya Wilayah III Sumbar tetap memfasilitasi kegiatan tersebut guna melestarikan kebudayaan dan mengajak masyarakat ikut menjaga kebudayaan setempat.
Sementara itu Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Agam Isra memberikan apresiasi dukungan Dirjen Kebudayaan Kemendikbudristek dalam Festival Danau Maninjau Kelok 44.
"Kegiatan ini sesuai dengan visi Agam untuk melestarikan kebudayaan di daerah itu, apalagi Agam sangat kaya dengan seni, budaya, dan tradisi," katanya.
Ia mengatakan festival yang diadakan ini sangat tepat dalam merawat alam dan tradisi di Maninjau. Festival tersebut, kata dia, merupakan wadah khusus di Maninjau untuk berkreasi dan mengembangkan nilai kebudayaan.
"Melalui festival ini ditingkatkan nilai adat dan budaya bagi masyarakat Agam dan ini sangat diperlukan karena banyak peninggalan. Maninjau juga tepat kelahiran ulama besar Buya Hamka dan tokoh nasional lainnya," kata Isra.
Staf Ahli bidang Pembangunan Kemasyarakatan dan Sumber Daya Manusia Provinsi Sumbar Erinaldi menambahkan kegiatan ini bisa meningkatkan kunjungan wisata yang berdampak terhadap ekonomi masyarakat setempat.
"Tanpa adanya kegiatan, maka ekonomi tidak jalan. Untuk itu diadakan kegiatan berupa festival, seminar, dan perlombaan," katanya.
Ia berharap kegiatan ini menjadi agenda tahunan. Menurutnya, banyak kesenian dan kebudayaan daerah lain perlu difasilitasi secara bersama dalam skala besar dengan melibatkan peserta dari kabupaten dan kota di Sumbar.
Ketua Panitia Festival Danau Maninjau Kelok 44 Unri menambahkan kegiatan ini bakal dilakukan secara rutin. "Ini kegiatan kedua kita. Sebelumnya kita mengadakan di Sungai Batang pada 2022," katanya.
Rangkaian kegiatan festival yang digelar pada 15-17 September 2023 berupa pemutaran film kebudayaan, penanaman pohon buah-buahan di Kelok 2, arak-arakan kesenian di Kelok 2, pertunjukan kesenian, seminar, lomba manjalo atau menangkap ikan dengan alat tradisional, dan pameran UMKM.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Kemendikbudristek: Festival Danau Maninjau hidupkan budaya Agam