BKSDA: kemunculan harimau di Koto Rambah Lubuk Gadang Utara hanya sementara

id bksda sumbar,harimau sumatera,harimau terkam ternak,solok selatan

BKSDA: kemunculan harimau di Koto Rambah Lubuk Gadang Utara hanya sementara

Tim dari BKSDA Sumbar meninjau lokasi tempat kemunculan Harimau Sumatera di Jorong Koto Rambah, Nagari Lubuk Gadang Utara, Kec. Sangir, Kab. Solok Selatan. (ANTARA/HO-BKSDA Sumbar)

Padang Aro (ANTARA) - Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sumatera Barat menyebutkan bahwa kemunculan Harimau Sumatera yang sempat menerkam ternak warga Nagari Lubuk Gadang Utara, Kabupaten Solok Selatan, hanya sementara.

"Muncul sementara saja. Saat ini sudah tak ada kemunculan Harimau Sumatera," kata Kepala BKSDA Sumbar Ardi Andono melalui pesan WhatsApp yang diterima di Padang Aro, Kamis.

Tim dari BKSDA Sumbar telah ke lokasi tempat diduga adanya kemunculan Harimau Sumatera di Jorong Koto Rambah, Nagari Lubuk Gadang Utara, Kecamatan Sangir, pada Minggu (7/3/2023), sehari setelah ternak warga diterkam harimau.

Namun sesampainya di lokasi, kedatangan Tim BKSDA ditolak oleh pemilik ternak yang diterkam harimau karena menduga harimau tersebut sengaja dilepaskan oleh BKSDA.

"Kami memberikan pengertian kepada warga," ujarnya.

Sementara itu Penjabat sementara Wali Nagari Lubuk Gadang Utara, Joni Pardilo mengatakan warga telah kembali melakukan aktivitas ke ladang setelah informasi kemunculan harimau.

"Warga sudah kembali beraktivitas ke ladang," ujarnya.

Ia menceritakan dua kerbau milik warga yang bernama Wil diterkam harimau pada Sabtu (6/3/2023) sore, seekor meninggal dan satu ekor mengalami luka-luka.

Ia mengatakan kandang milik Wil memang berada tak jauh dari perbatasan dengan hutan. "Kata orang BKSDA kandang itu memang dekat dengan di wilayah jelajah harimau tersebut," katanya.

Ia menyebutkan saat tim BKSDA Sumbar ke lokasi kemunculan harimau sempat ditolak oleh pemilik ternak karena sebelumnya pernah terjadi namun harimaunya tidak dipindahkan.

"Tahun lalu juga sempat muncul di daerah itu dan menerkam sapi. Jadi orang yang punya ternak itu marah-marah kepada petugas kenapa telah pernah kejadian namun tidak direlokasi harimaunya," ujarnya.

Ia menyebutkan informasi dari BKSDA jumlah harimau yang muncul diperkirakan hanya seekor. "Kami nanti koordinasi dengan BKSDA jika harimau tersebut muncul kembali," ujarnya.