BKSDA Sumbar evakuasi buaya tangkapan warga Kinali

id Bksda sumbar,Buaya,Pasaman barat

BKSDA Sumbar evakuasi buaya tangkapan warga Kinali

Buaya hasil tangkapan warga di Kinali Pasaman Barat, Sumbar, saat akan divekuasi pada Selasa (7/2). (ANTARA/HO-BKSDA SUMBAR)

Padang (ANTARA) - Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sumatera Barat (Sumbar) mengevakuasi buaya yang ditangkap oleh warga di Kinali, Pasaman Barat pada Selasa (7/2) dengan panjang mencapai lima meter.

"Kami telah mengevakuasi seekor buaya yang ditangkap oleh warga tadi pagi di Kinali, kini buaya tersebut berada di tempat transit satwa," kata Kepala BKSDA Sumbar Ardi Andono di Padang, Selasa.

Pihak BKSDA menyampaikan terimakasih kepada warga setempat karena telah memfasilitasi pemindahan satwa liar dengan lebar perut sekitar 70 centimeter.

Ardi menceritakan penangkapan buaya oleh warga di Kinali itu didahului oleh konflik yang terjadi antara satwa dengan manusia yang terjadi pada Januari.

Dalam konflik tersebut dilaporkan dua warga menjadi korban dan meninggal dunia, sedangkan satu warga lainnya mengalami luka-luka.

"Akibat kejadian itu warga kemudian melakukan penangkapan secara mandiri, satu ekor ditangkap tadi pagi dan satu lainnya pada dua hari yang lalu," jelasnya.

Ia berharap konflik yang terjadi antara satwa liar dengan manusia di daerah Kinali bisa segera mereda, kawasan setempat tepatnya di batang air Mandiangin memang diklaim sebagai habitat buaya.

Pihak BKSDA Sumbar menyarankan agar di kawasan Kinali dibuat fasilitasi penangkaran semi alami untuk menampung buaya yang selamat.

Hal ini selain bisa menjaga keberlangsungan hidup buaya, juga diyakini bisa menjadi daya tarik pariwisata sebagai objek untuk menarik pengunjung.

"Untuk membuat penangkaran semi alami ada beberapa faktor yang perlu diperhatikan mulai dari pakan, penerimaan warga setempat, serta kesiapan untuk mengelola penangkaran," jelasnya.

Pada bagian lain, hingga saat ini total pihak BKSDA Sumbar telah mengevakuasi empat ekor buaya dari berbagai daerah di Sumbar, yakni dua ekor dari Kinali Pasaman Barat, satu di Tigo Nagari Pasaman, dan satu lainnya dari Kabupaten Padangpariaman.