Dalam upaya pengendalian inflasi di Sumbar, TPID siapkan lima langkah

id BI Sumbar,Inflasi,TPID Sumbar,pengendalian inflasi

Dalam upaya pengendalian inflasi di Sumbar, TPID siapkan lima langkah

Infografis TPID Sumbar Januari 2023 (ANTARA/HO Bank Indonesia Sumbar)

Padang (ANTARA) - Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Sumatera Barat menyiapkan lima langkah dalam melakukan pengendalian inflasi di Sumatera Barat pada tahun 2023.

Kepala Perwakilan Bank Indonesia Sumatera Barat Endang Kurnia Saputra dalam keterangan tertulis di Padang, Kamis mengatakan berbagai langkah pengendalian inflasi daerah di Sumatera Barat dalam rangka menjaga inflasi yang rendah dan terkendali di tengah momentum pemulihan ekonomi.

Ia mengatakan langkah pertama adalah menyelenggarakan Gelar Pangan Murah oleh Dinas Pangan Provinsi Sumatera Barat di Kota Padang pada tanggal 12 dan 14 Januari 2023 serta Kabupaten Padang Pariaman pada tanggal 9 – 11 Januari 2023 untuk berbagai komoditas pangan.

Kedua Pendistribusian beras medium SPHP BULOG melalui melalui RPK dan penjualan secara berpindah-pindah setiap hari di Kota Padang, Kota Bukittinggi, dan Kota Solok dengan harga Rp9.950 per kilogram. Ketiga dengan melakukan monitor harga dan pasokan bahan kebutuhan pokok secara rutin oleh Disperindag maupun Dinas Pangan di tingkat kabupaten dan kota

Keempat penyelenggaraan High Level Meeting TPID dalam rangka stabilisasi harga dan pasokan menjelang puasa dan Idul Fitri 1444 Hijriah pada tanggal 10 Januari 2023 yang dipimpin langsung oleh Gubernur Sumbar dan dihadiri OPD tingkat provinsi. Kelima penyelenggaraan rapat koordinasi pengendalian inflasi dengan Dinas Pangan Provinsi Sumatera Barat dan Bank Indonesia pada tanggal 24 Januari 2023.

Sebelumnya BPS Sumbar merilis perkembangan Indeks Harga Konsumen (IHK) umum di Sumatera Barat pada Januari 2023 tercatat mengalami inflasi sebesar 0,44 persen (mtm) yang menurun dibandingkan realisasi Desember 2022 yang sebesar 0,94 persen (mtm).

Secara tahunan, inflasi Januari 2023 tercatat sebesar 6,81 persen (yoy), lebih rendah dibandingkan dengan realisasi Desember 2022 yang sebesar 7,43 persen (yoy)," katanya.

Secara spasial, pada Januari 2023 Kota Padang mengalami inflasi sebesar 0,45 persen (mtm), atau mengalami penurunan dibandingkan Desember 2022 yang sebesar 0,98 persen (mtm). Realisasi inflasi Kota Padang tercatat berada pada urutan ke-18 inflasi tertinggi dari 21 kota yang mengalami inflasi di Sumatera dan urutan ke-38 dari 80 kota yang mengalami inflasi di Indonesia.

Sementara Kota Bukittinggi mengalami inflasi sebesar 0,39 persen (mtm) atau mengalami penurunan dibandingkan realisasi bulan sebelumnya yang sebesar 0,66 persen (mtm). Realisasi inflasi Kota Bukittinggi tercatat berada pada urutan ke-19 tertinggi dari 21 kota yang mengalami inflasi di Sumatera, serta berada pada urutan ke-50 dari 80 kota di Indonesia yang mengalami inflasi.

Menurut dia inflasi gabungan dua kota di Sumatera Barat pada Januari 2023 didorong oleh inflasi pada kelompok makanan, minuman, dan tembakau dengan nilai inflasi mencapai 1,82 persen (mtm) dan andil inflasi 0,56 persen (mtm).

Inflasi kelompok makanan, minuman, dan tembakau bersumber dari peningkatan harga komoditas rokok kretek filter, cabai merah, ikan cakalang/ikan sisik, ikan gembolo/ikan aso-aso, beras, bawang merah, dan jengkol dengan andil inflasi.

"Kenaikan harga bahan pangan secara umum didorong oleh masih tingginya permintaan pasca HBKN Nataru dan menjelang Hari Raya Imlek. Komoditas rokok kretek filter mengalami kenaikan harga didorong oleh berlanjutnya kebijakan kenaikan Cukai Harga Tembakau sebesar 10 persen di tahun 2023.

"Komoditas cabai merah tercatat mengalami keterbatasan pasokan dampak dari cuaca yang kurang mendukung. Sementara itu, inflasi komoditas beras, aneka cabai, dan ikan laut segar tercatat meningkat sejalan kenaikan permintaan di awal tahun dan penurunan pasokan akibat kondisi cuaca yang kurang kondusif," kata dia.