Bupati Rusma Yul Anwar ajak masyarakat konsumsi protein hewani tekan stunting

id stunting,protein hewani,pesisir selatan,sumbar

Bupati Rusma Yul Anwar ajak masyarakat konsumsi protein hewani tekan stunting

Bupati Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatera Barat Rusma Yul Anwar. (ANTARA/HO-DOK Humas)

Painan (ANTARA) - Bupati Pesisir Selatan, Sumatera Barat, Rusma Yul Anwar mengajak masyarakat setempat untuk meningkatkan kosumsi protein Hewani terutama bagi ibu hamil, ibu menyusui dan balita sebagai upaya penekan kasus stunting.

“Protein hewani ini mengandung zat gizi lengkap, mulai asam amino, vitamin dan mineral yang sangat penting dalam mendukung pertumbuhan dan perkembangan anak. Sehingga konsumsi protein hewani seperti daging, ikan, telur dan susu atau produk turunannya sangat baik dalam upaya penurunan stunting,” kata Bupati Rusma Yul Anwar di Painan pada Jumat.

Sebagai informasi, berdasarkan data Kemenkes, stunting adalah kondisi anak mengalami gangguan pertumbuhan, sebagai akibat dari masalah gizi kronis yaitu kekurangan asupan gizi dalam waktu yang lama.

Stunting masih menjadi masalah kesehatan serius yang di hadapi Indonesia. Berdasarkan data Survei Status Gizi Nasional (SSGI) tahun 2022, prevalensi stunting di Indonesia di angka 21,6%.

Jumlah ini menurun dibandingkan tahun sebelumnya yaitu 24,4%. Walaupun menurun, angka tersebut masih tinggi, mengingat target prevalensi stunting di tahun 2024 sebesar 14?n standard WHO di bawah 20%.

Bupati melanjutkan, perbaikan gizi ini sangat penting terutama pada 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) yakni sejak janin dalam kandungan sampai anak berusia dua tahun.

Untuk itu, katanya mengonsumsi beragam makanan bergizi dan mengandung protein hewani setiap kali makan sangat dianjurkan.

Tidak hanya saat hamil, ibu menyusui juga harus mengonsumsi beraneka makanan bergizi utamanya protein hewani agar ASI-nya berkualitas.

Setelah bayi berusia 6 bulan, ASI dilanjutkan disertai dengan pemberian Makanan Pendamping ASI (MPASI) yang memenuhi syarat tepat waktu dan kaya protein hewani, aman dan diberikan dengan cara yang benar.

“Jadi pencegahan stunting ini tidak hanya dilakukan saat anak telah lahir, tapi harus dimulai sejak ibu hamil atau janin masih dalam kandungan. Kemudian saat ibu menyusui, konsumsi protein hewani juga dibutuhkan agar kualitas ASI tetap terjaga,” katanya.

Lanjutnya, susu sebagai bagian dari produk pangan hewani yang mudah dikonsumsi yaitu dengan diseduh air hangat serta mudah dan praktis untuk dikonsumsi.

Namun, beberapa orang mengalami diare atau intoleransi laktosa karena minum susu hewani maka bisa mengganti dengan telur, susu kedelai, dan ikan sebagai alternatifnya.

Masalah stunting ini juga mendapat perhatian khusus dari Presiden Joko Widodo saat Rakornas Kepala Daerah dan Forkopimda se-Indonesia di Sentul, Bogor (17/1) lalu. Dimana dalam arahannya, Presiden Jokowi meminta Kepala daerah melakukan intervensi dalam mencegah stunting.

Kemudian pentingnya pemberian protein hewani yang mengandung tinggi zat besi kepada ibu hamil, ibu menyusui dan balita.

Untuk itu, Bupati Rusma Yul Anwar akan terus berkomitmen dalam upaya pencegahan stunting di Jatim. Apalagi stunting erat kaitannya dengan peningkatan kualitas SDM.

Sehingga, tambahnya dalam upaya penanggulangan stunting ini dibutuhkan kepedulian dan komitmen dari berbagai pihak untuk bersama-sama melakukan perbaikan gizi masyarakat terutama ibu hamil, ibu menyusui dan balita.