Gubernur Sumbar resmikan Masjid Raya Lubukbasung senilai Rp3 miliar

id Gubernur Sumbar,Masjid Raya Lubukbasung,Berita agam,Berita sumbar

Gubernur Sumbar resmikan Masjid Raya Lubukbasung senilai Rp3 miliar

Gubernur Sumbar Mahyeldi Ansharullah sedang menandatangani prasasti peresmian renovasi Masjid Raya Lubukbasung, Kamis (20/10). (Antara/Yusrizal)

Lubukbasung (ANTARA) - Gubernur Sumatera Barat, Mahyeldi Ansharullah meresmikan renovasi Masjid Raya Lubukbasung, Kabupaten Agam dengan dana Rp3 miliar yang berasal dari swadaya masyarakat setempat, Kamis (20/10).

Peresmian itu ditandai dengan penandatanganan prasasti dan pemotongan pita oleh Gubernur Sumbar Mahyeldi Ansharullah, didampingi Kepala Dinas Disdukcapil Agam Helton, Ketua Pengurus Masjid Raya Lubukbasung Yasri Yantova, perantau Lubukbasung, Muhammad Kasmir, Isman dan lainnya.

"Saya meresmikan renovasi Masjid Raya Lubukbasung. Renovasi berkat dukungan dari masyarakat dan perantau setempat, sehingga menjadi megah," kata Gubernur Sumbar Mahyeldi Ansharullah di Lubukbasung, Kamis.

Ia mengatakan, Minangkabau identik dengan masjid yang sesuai dengan filsafat Adat Basandi Syara'-Syara' Basandi Kitabullah (ABS-SBK).

Ini sesuai Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2022 tentang Provinsi Sumatera Barat. Dalam UU itu, menjelaskan bahwasanya filsafat masyarakat sesuai ABS-SBK.

Dengan kondisi itu, masjid tidak terpisahkan dengan pemerintah, adat dan suku, karena setiap nagari ada masjid dan setiap suku ada surau.

"Ini menunjukkan kehidupan masyarakat religius yang sesuai dengan UU dan Negara Kesatuan Republik Indonesia" katanya.

Ia mengakui, fungsi masjid bukan hanya untuk beribadah, tetapi lebih luas dalam menyelesaikan permasalahan umat.

Sepengetahuan orang nomor satu di Sumbar itu, tidak ada masyarakat ribut di dalam masjid, karena masjid tempat untuk menyelesaikan masalah.

Setelah itu, masjid juga digunakan untuk tempat pembinaan kesehatan masyarakat, pembinaan generasi muda dan lainnya.

Sementara Ketua Pengurus Masjid Raya Lubukbasung, Yasri Yantova menambahkan renovasi masjid itu dimulai semenjak 2018 dengan dana sekitar Rp3 miliar.

Dana renovasi itu murni dari swadaya masyarakat baik dari kampung maupun perantau.

"Bantuan berasal dari perantau yang berada di pelosok nusantara, bahkan ada dari Singapura, Malaysia dan negara lainnya," katanya.

Tokoh masyarakat, Bakhrizal mengucapkan terimakasih kepada pengurus yang telah merenovasi masjid yang mulai dibangun semenjak 1905, menjadi megah seperti ini

"Sebelumnya masjid dengan kondisi kayu, papan dan beton. Pada 2018 direnovasi secara besar-besaran menjadi megah seperti ini," katanya.

Kepala Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Agam, Helton mengatakan renovasi itu dalam upaya meningkatkan kenyamanan bagi jamaah dalam menjalankan ibadah, sehingga masjid menjadi ramai sesuai dengan program pemerintah.

"Jamaah nyaman dan generasi muda betah dalam mendapatkan pembinaan keagamaan," katanya.