Bawa anak naik gunung, Orang tua harus paham kemampuan anak

id Bnpb, keselamatan, naik gunung,Hipotermia

Bawa anak naik gunung, Orang tua harus paham kemampuan anak

Sejumlah orang mendaki Gunung Lawu melalui jalur pendakian Cemoro Sewu, Kabupaten Magetan, Jawa Timur, Minggu (16/5/2021). ANTARA FOTO/Siswowidodo/hp.

Jakarta (ANTARA) - Pelaksana Tugas Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Abdul Muhari mengatakan bahwa membawa anak menaiki gunung sepenuhnya tanggung jawab orang tua yang paham batas kemampuan anaknya.

"Selama orang tua bisa mengawasi dan mengambil tindakan jika terjadi kondisi darurat hal ini bisa saja dilakukan," ucapnya melalui pesan singkat yang diterima ANTARA di Jakarta, Sabtu.

Ia juga menambahkan orang tua juga harus mengutamakan keselamatan anak jika ingin mengajaknya naik gunung.

Adapun risiko yang dihadapi ketika membawa anak naik gunung bersama orang tua adalah anak bisa mengalami hipotermia.

"Di Eropa membawa anak tracking dan mengenalkan alam sejak dini adalah hal yang biasa. Tetapi tentu saja keselamatan anak menjadi tanggung jawab utama orang tua yang membawanya," ujarnya.

Balita berusia tiga tahun di Kabupaten Minahasa Tenggara, Sulawesi Utara (Sulut) dikabarkan meninggal dunia akibat hipotermia saat diajak orang tuanya naik gunung.

Selain itu, Abdul juga mengingatkan untuk mewaspadai intensitas curah hujan yang tinggi akibat siklon tropis noru.

"Bahaya yang mungkin terjadi bisa kita lihat pengalaman siklon tropis seroja April 2021 lalu. Banjir bandang, gelombang tinggi dan longsor bisa terjadi," katanya.

Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Orang tua harus paham batas kemampuan anak jika naik gunung