Warga Bukittinggi ragu pemakaian Aplikasi MyPertamina, berharap bisa beli langsung

id MyPertamina,Berita bukittinggi,Pertalite dan Solar bukittinggi,Berita sumbar,Pertamina

Warga Bukittinggi ragu pemakaian Aplikasi MyPertamina, berharap bisa beli langsung

Warga menunjukan aplikasi MyPertamina saat mengisi bahan bakar pertalite di SPBU Pertamina Abdul Muis, Jakarta, Rabu (29/6/2022). PT Pertamina (Persero) melalui anak usahanya, PT Pertamina Patra Niaga, akan melakukan uji coba pembelian bahan bakar minyak (BBM) subsidi, Pertalite dan Solar, secara terbatas bagi pengguna yang sudah terdaftar pada sistem MyPertamina, mulai 1 Juli mendatang. ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja/foc. (ANTARA FOTO/MUHAMMAD ADIMAJA)

​​​​​​​Bukittinggi (ANTARA) - Kota Bukittinggi ditunjuk sebagai salah satu daerah yang menerapkan Aplikasi MyPertamina untuk pembelian bahan bakar Pertalite dan Solar, warga setempat menyatakan keraguan dan tetap berharap bisa membeli langsung tanpa aplikasi.

Warga setempat umumnya meragukan pemakaian aplikasi MyPertamina bisa dipahami mayoritas pelanggan pertalite ataupun solar, sejumlah pelanggan BBM yang diwawancarai di beberapa SPBU sekitaran Kota Bukittinggi menilai aplikasi itu hanya akan merepotkan.

"Saya tetap berharap bisa membeli langsung, ada ribuan warga Bukittinggi yang tidak punya telpon genggam berinternet, bagaimana menerapkannya nanti, pasti ribet," kata salah seorang warga Kota Wisata, Boy Yakuz (42), Kamis.

Warga lainnya bahkan menyatakan ketidaktahuannya dalam program yang diusung Pertamina itu hingga kini.

“Belum tahu sama sekali, mungkin akan lebih ribet pakai aplikasi dari pada beli langsung,” ujar Donny (32), sopir angkot yang sedang mengisi BBM di SPBU By Pass Bukittinggi.

Ada juga yang meminta wacana itu ditinjau ulang dan dibatalkan.

"Tidak setuju sama sekali, kesannya mempersulit warga, sebaiknya hapus saja rencana ini," kata warga lainnya, Dion Torano (43).

Sementara itu, pengawas SPBU Garegeh, Muhammad Anshar menyebut pihaknya segera berbenah untuk menerapkan kebijakan itu.

Ia mengatakan juga masih menunggu petunjuk lengkap dari Pertamina tentang beberapa ketentuan teknis seperti klasifikasi kendaraan, jatah harian tiap konsumen, serta pelanggan yang tidak memiliki smartphone.

“SPBU siap untuk program ini, tapi diharapkan adanya peningkatan pemahaman bagi operator yang bertugas melayani konsumen, karena sistem pembayaran juga akan menggunakan barcode, tentu pola transaksi akan berubah dari yang biasa,” katanya.

Sebekumnya, Direktur Utama Pertamina Patra Niaga Alfian Nasution mengatakan pembelian bahan bakar minyak atau BBM memakai aplikasi MyPertamina akan membuat penyaluran BBM bersubsidi menjadi lebih tepat sasaran.

"Data pengguna yang terdaftar dan telah mendapatkan kode QR adalah bagian dari pencatatan penyaluran Pertalite dan Solar agar bisa lebih tepat sasaran, bisa dilihat trennya, siapa penggunanya," kata Alfian dalam keterangan yang dikutip di Jakarta.

Pertamina menyatakan tidak mewajibkan memakai aplikasi tersebut. Konsumen hanya perlu daftar melalui laman yang dibuka pada 1 Juli 2022.

Konsumen dapat mengakses laman subsiditepat.mypertamina.id dan menyiapkan berbagai dokumen yang dibutuhkan, antara lain KTP, STNK kendaraan, foto kendaraan, alamat email, dan dokumen lain sebagai pendukung.