Sahams-aham Wall Street ditutup anjlok terseret naiknya kekhawatiran resesi

id Wall Street,indeks Dow,indeks S&P 500,indeks Nasdaq,resesi ekonomi,kebijakan Fed,kebijakan SNB

Sahams-aham Wall Street ditutup anjlok terseret naiknya kekhawatiran resesi

Wall Street (ANTARA/Reuters)

New York, (ANTARA) - Wall Street melemah tajam pada penutupan perdagangan Kamis (Jumat pagi WIB) dalam aksi jual yang meluas, karena kekhawatiran resesi meningkat menyusul langkah bank-bank sentral di seluruh dunia untuk meredam kenaikan inflasi setelah kenaikan suku bunga terbesar Federal Reserve sejak 1994.

Indeks Dow Jones Industrial Average terperosok 741,46 poin atau 2,42 persen, menjadi menetap di 29.927,07 poin. Indeks S&P 500 kehilangan 123,22 poin atau 3,25 persen, menjadi berakhir di 3.666,77 poin. Indeks Komposit Nasdaq anjlok 453,06 poin atau 4,08 persen, menjadi ditutup di 10.646,10 poin.

Masing-masing dari 11 sektor utama S&P berakhir lebih rendah, meskipun sektor bahan pokok konsumen yang defensif mengungguli pasar yang lebih luas karena nama-nama seperti WalMart, General Mills dan Procter & Gamble termasuk di antara sedikit yang naik ketika hanya 14 komponen S&P 500 ditutup lebih tinggi untuk sesi ini.

Indeks acuan S&P 500 mengalami penurunan keenam dalam tujuh sesi. Saham-saham telah reli pada Rabu (15/6) karena Fed menyampaikan kenaikan suku bunga 75 basis poin yang agresif, seperti yang diharapkan, untuk membantu indeks menghentikan penurunan harian terpanjang sejak awal Januari.

Tetapi kenaikan suku bunga oleh Swiss dan Inggris pada Kamis (16/6) menyalakan kembali kekhawatiran bahwa upaya bank-bank sentral untuk mengekang inflasi dapat menyebabkan pertumbuhan yang lebih lambat di seluruh dunia atau resesi.

“Itulah yang dinilai orang hari ini – seberapa besar kemungkinan potensi resesi dan akankah keuntungan perusahaan masuk di antara perkiraan analis atau akankah itu diturunkan,” kata Tom Hainlin, ahli strategi investasi global di U.S. Bank Wealth Management's Ascent Private Wealth Group di Minneapolis.

"Swiss keluar dan mengejutkan semua orang hari ini dan mengatakan kami kurang khawatir tentang kekuatan mata uang kami dan lebih khawatir tentang inflasi."

Saham-saham pertumbuhan terpukul keras dengan indeks pertumbuhan S&P jatuh 3,75 persen, sementara Komposit Nasdaq mengalami penurunan kelima 4,0 persen atau lebih sejak awal Mei.

Harapan The Fed dapat merekayasa soft landing ekonomi yang lemah memudar dan analis Wells Fargo sekarang melihat peluang resesi yang lebih besar dari 50 persen. Bank lain yang telah memperingatkan meningkatnya risiko resesi termasuk Deutsche Bank dan Morgan Stanley.

Indeks acuan telah merosot sekitar 23 persen tahun ini dan baru-baru ini mengkonfirmasi pasar bearish dimulai pada 3 Januari, sementara indeks Dow berada di titik puncak untuk mengkonfirmasi pasar bearish-nya sendiri.

Indeks volatilitas CBOE, juga dikenal sebagai pengukur ketakutan Wall Street, naik sedikit di bawah level tertinggi satu bulan di 35,05 yang disentuh awal pekan ini. Banyak analis mencari indeks volatilitas (VIX) untuk mencapai sekitar 40 sebagai salah satu sinyal bahwa tekanan jual mungkin mencapai puncaknya.

Volume transaksi di bursa Amerika mencapai 13,98 miliar saham, dibandingkan dengan rata-rata 12,16 miliar untuk sesi penuh selama 20 hari perdagangan terakhir. (*)

Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Wall Street ditutup anjlok terseret naiknya kekhawatiran resesi