Pakar : Rekayasa Lalu Lintas Solusi Kepadatan Padang-Bukittinggi

id Pakar : Rekayasa Lalu Lintas Solusi Kepadatan Padang-Bukittinggi

Padang, (Antara) - Pakar transportasi publik Universitas Andalas (Unand) Padang Dr Yossyafra mengemukakan rekayasa lalu lintas menjadi satu-satunya solusi jangka pendek untuk mengatasi kepadatan jalur jalan Padang-Bukittinggi pada saat mudik lebaran. Karena tidak mungkin lagi dilakukan peningkatan kapasitas jalan dalam waktu dekat, solusi yang dapat dilakukan mengurangi kemacetan jalur itu saat lebaran dengan memaksimalkan rekayasa lalu lintas, kata dia di Padang, Selasa. Ia menjelaskan, rekayasa lalu lintas yang dilakukan berupa mencegah kemacetan pada titik yang dianggap rawan dengan menempatkan personel polisi lalu lintas. Selain itu pada persimpangan yang padat juga harus ada dari kepolisian yang melakukan pengaturan agar arus kendaraan tidak tersendat dan lebih lancar. Menurut dia, kepadatan jalur Padang-Bukittinggi saat lebaran memang tidak dapat dihindari karena semua orang memiliki tujuan yang sama untuk pulang kampung atau berkunjung ke tempat saudara menyebabkan lalu lintas menjadi padat. Kedepan ia menilai perlu dilakukan peningkatan kapasitas jalan Padangg-Bukittinggi dengan melakukan pelebaran melalui pemanfaatan bahu jalan. Titik yang harus ditingkatkan kapasitas diantaranya pertigaan Pasar Padang Panjang , perempatan Padang Luar, dan Simpang Bypass Bukittinggi. Dikatakannya, untuk lebar jalan sebenarnya sudah cukup memadai berkisar antara 12-14 meter dan yang perlu dilakukan adalah meningkatkan kaspsitas untuk melayani kendaraan yang lewat. Selain meningkatkan kapasitas jalur utama, ia menilai jika jalur alternatif Sicincin-Malalak telah dioperasikan maka akan cukup siginifikan mengurangi kepadatan yang ada. Sebelumnya, anggota Komisi V DPR RI Mulyadi mengharapkan pemrov Sumbar melakukan antisipasi sejak awal mencegah terjadinya kemacetan pada jalur Padang-Bukittinggi pada saat mudik lebaran, dengan mengoperasikan jalur alternatif Sicincin -Malalak. Belajar dari pengalaman lebaran tahun lalu jalur Padang-Bukittinggi yang hanya berjarak 100 kilometer harus ditempuh dalam waktu hingga 10 jam, kata dia. Menanggapi hal itu Kapolda Sumbar Brigjend Nur Ali mengatakan pada H-3 hingga H+4 Idul Fitri jalur Padang-Bukittinggi akan cukup padat dan berpotensi terjadi kemacetan sehingga perlu dipikirkan jalur alternatif. Pihak kepolisian tidak dapat memastikan jalur tersebut lancar 100 persen karena kondisinya yang padat, namun diupayakan tidak ada gangguan keamanan, kata dia. Dikatakannya, jika terjadi kemacetan di kawasan Silaing Padang Panjang selama lima menit maka akan menyebabkan antrean kendaraan sepanjang 500 meter , dan jika 10 menit mencapai satu kilometer serta 30 menit mencapai lima kilometer. Ia menambahkan salah satu antisipasi yang dilakukan adalah mendirikan pos pengamanan beroperasi 24 jam di kawasan Silaing Padang Panjang yang merupakan salah satu titik rawan kemacetan. (*/sun)