Polisi tetapkan Faisal Marasabessy tersangka kasus penganiayaan di tol yang viral

id Polda Metro Jaya,Tol Dalam Kota,Faisal Marasabessy,Pemukulan,Penganiayaan,Tol dalam kota,Ali Fanser

Polisi tetapkan Faisal Marasabessy tersangka kasus penganiayaan di tol yang viral

Polisi menunjukkan barang bukti kasus penganiyaan dan pengeroyokan di Tol Dalam Kota di Polda Metro Jaya, Senin (6/6/2022). ANTARA/Yogi Rachman

Jakarta (ANTARA) - Polda Metro Jaya menetapkan Faisal Marasabessy (22) sebagai tersangka kasus pengeroyokan dan penganiayaan terhadap Justin Frederick di Tol Dalam Kota Jalan Gatot Subroto, Jakarta Selatan.

Menurut Kepala Bidang (Kabid) Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Endra Zulpan, penetapan tersangka Faisal Marasabessy berdasarkan bukti-bukti yang telah dikumpulkan tim penyidik Direktorat Reserse Kriminal Umum (Ditreskrimum) Polda Metro Jaya.

"Barang bukti satu potong kemeja lengan panjang warna hijau, satu potong celana panjang warna putih, satu jas warna merah, satu buah KTP atas nama tersangka, kemudian rekaman video saat kejadian," kata Endra Zulpan di Jakarta, Senin.

Endra menambahkan, peran tersangka Faisal Marasabessy dalam kasus tersebut adalah memukul korban dengan tangan kanan yang mengakibatkan luka-luka.

Tangkapan layar video dugaan pemukulan di Jalan Tol Dalam Kota, Gatot Subroto, Jakarta, Sabtu (4/6/2022). ANTARA/HO/Instagram/@merekamjakarta/Yogi Rachman


Luka-luka yang dialami korban adalah bengkak pada kedua bola mata hingga mengakibatkan kemerahan di bawah kelopak mata.

"Ada pendarahan pada hidung, luka memar pada bagian leher kanan, luka bengkak pada bagian bibir atas, memar pada ketiak kanan, punggung dan luka jari manis tangan kanan," ujar Endra.

Saat kejadian tersebut tersangka bersama orang tuanya yang bernama Ali Fanser Marasabessy. Terkait status dari Ali Fanser, pihaknya masih melakukan pendalaman.

"Sedangkan yang lain masih dilakukan pemeriksaan untuk melengkapi bukti-bukti. Bila terbukti status bisa dinaikkan," tutur Zulpan.

Dalam kasus ini, Faisal Marasabessy disangkakan dengan Pasal 351 KUHP dan/atau Pasal 170 KUHP dengan pidana paling lama sembilan tahun penjara.