Produksi kopi Solok Selatan 2021 meningkat 158,7 ton

id berita solok selatan,berita sumbar,kopi

Produksi kopi Solok Selatan 2021 meningkat 158,7 ton

Kepala Bidang Perkebunan Dinas Pertanian Solok Selatan, Joko Nugroho. (Antarasumbar/Erik Ifansya Akbar)

Minat petani untuk budidaya kopi terus naik,
Padang Aro (ANTARA) - Produksi kopi di Kabupaten Solok Selatan, Sumatera Barat pada 2021 meningkat sebanyak 158,7 ton yaitu dari 2.764 ton pada 2020 menjadi 2.922,7 ton dalam bentuk biji kering karena minat masyarakat dalam budidaya terus naik.

"Minat petani untuk budidaya kopi terus naik, hal ini dibuktikan dengan adanya penanaman baru setiap tahun sehingga produksi juga terus meningkat," kata Kepala Bidang Perkebunan Dinas Pertanian Solok Selatan, Joko Nugroho di Padang Aro, Jumat.

Pada 2021, tercatat penanaman baru kopi seluas 17 hektare terdiri dari jenis robusta 15 hektare dan arabika dua hektare.

Dia mengatakan, dalam tiga tahun terakhir produksi kopi Solok Selatan terus meningkat dimana pada 2018 hanya 2.109,2 ton naik menjadi 2.563,7 ton pada 2019 dan 2.764 ton di 2020 serta 2.922,7 ton pada 2021.

Sedangkan untuk luas lahan kopi di Solok Selatan, katanya pada 2021 yaitu 4.583 hektare terdiri dari jenis Arabika 1.254 hektare dan Robusta 3.329 hektare.

Sedangkan untuk produksi kopi jenis arabika yaitu 762 ton dari lahan yang sudah menghasilkan 878 hektare dengan rata-rata panennya 868 kilogram per hektare dan masih ada yang belum menghasilkan seluas 376 hektare.

Untuk jenis robusta produksinya mencapai 3.329 ton dari lahan yang sudah menghasilkan 2.135 hektare dengan rata-rata 1,01 ton per hektare dan masih ada yang muda atau belum menghasilkan seluas 1.185 hektare serta tanaman tidak menghasilkan atau tidak produktif lagi sembilan hektare.

Jumlah petani kopi di Solok Selatan saat ini sebanyak 3.310 kepala keluarga dan yang menanam jenis robusta sebanyak 2.794 KK dan arabika 516 KK.

Dia menjelaskan, jenis kopi robusta lebih banyak dibudidayakan masyarakat setempat karena sesuai dengan iklim sedangkan untuk arabika hanya bisa di beberapa lokasi karena harus memiliki ketinggian di atas 1.000 Mdpl.

Untuk mendorong pengembangan industri kopi di Solok Selatan, Pemerintah setempat membangun sentra kopi di lokasi Balai Benih Induk (BBI) Golden Arm.