Washington (ANTARA) - Sejumlah maskapai penerbangan besar Amerika Serikat pada Senin memperingatkan bahwa "bencana" penerbangan bakal terjadi kurang dari 36 jam setelah AT&T dan Verizon mulai menerapkan layanan baru 5G.
Mereka mengingatkan bahwa layanan C-Band 5G yang dimulai pada Rabu itu bisa menyebabkan banyak pesawat berbadan lebar tak bisa digunakan, "berpotensi menelantarkan puluhan ribu orang Amerika di luar negeri" dan menyebabkan "kekacauan" bagi penerbangan AS.
"Kecuali hub-hub utama kami diizinkan beroperasi, sebagian besar penumpang dan pengiriman akan tidak bisa diterbangkan," tulis kepala eksekutif American Airlines , Delta Air Lines, United Airlines, Southwest Airlines dan maskapai lainnya dalam sebuah surat.
Badan Penerbangan Federal AS (FAA) telah memperingatkan potensi gangguan yang dapat mempengaruhi instrumen sensitif pesawat seperti altimeter dan secara signifikan menghambat pengoperasian dengan visibilitas rendah.
"Artinya, pada hari seperti kemarin, lebih dari 1.1000 penerbangan dan 100,000 penumpang akan mengalami pembatalan, pengalihan atau penundaan," tulis surat itu.
Maskapai-maskapai pada Senin mempertimbangkan apakah akan mulai membatalkan sejumlah penerbangan internasional yang dijadwalkan tiba di AS pada Rabu.
"Dengan pembatasan di bandara-bandara tertentu, industri transportasi bersiap menghadapi sejumlah gangguan pelayanan. Kami yakin bisa bekerja sama dengan industri dan pemerintah untuk menemukan solusi yang secara aman memitigasi sebanyak mungkin dampak terhadap jadwal," kata produsen pesawat Boeing pada Senin.
Tindakan mendesak diperlukan, kata para maskapai dalam surat itu, yang juga diteken oleh UPS Airlines, Alaska Air, Atlas Air, JetBlue Airways dan FedEx Express.
"Terus terang, perdagangan negara ini akan terhenti," kata mereka.
Surat itu ditujukan kepada direktur Dewan Ekonomi Nasional Gedung Putih Brian Deese, Menteri Transportasi Pete Buttigieg, Kepala FAA Steve Dickson dan Ketua Komisi Komunikasi Federal (FCC) Jessica Rosenworcel.
Airlines for America, kelompok yang membuat surat tersebut, menolak berkomentar. Badan-badan pemerintah juga belum memberikan tanggapan.
'Intervensi diperlukan'
AT&T dan Verizon memenangi hampir semua spektrum C-Band dalam lelang senilai 80 miliar dolar AS (Rp1,1 kuadriliun) tahun lalu.
Pada 3 Januari mereka menyepakati zona-zona netral di sekitar 50 bandara untuk mengurangi risiko gangguan dan mengambil langkah lain untuk menekan potensi gangguan selama enam bulan.
Mereka juga sepakat untuk menunda layanan 5G selama dua pekan hingga Rabu, yang mencegah ancaman keselamatan penerbangan untuk sementara, setelah layanan itu sebelumnya ditangguhkan selama 30 hari.
Verizon dan AT&T menolak berkomentar pada Senin.
Para pemimpin maskapai besar dan kepala eksekutif Boeing Dave Calhoun melakukan pembicaraan yang cukup lama dengan Buttigieg dan Dickson pada Minggu untuk mengingatkan ancaman krisis, kata sejumlah pejabat kepada Reuters.
Maskapai meminta "bahwa 5G bisa diterapkan di mana saja di negara itu kecuali dalam radius sekitar 3,2 km dari landasan pacu" di sejumlah bandara.
"Intervensi mendesak diperlukan untuk mencegah gangguan operasional yang signifikan pada penumpang pesawat, pengirim barang, rantai pasokan dan kiriman pasokan medis yang diperlukan," kata mereka.
Maskapai menambahkan pembatasan dalam penerbangan tidak terbatas pada pengoperasian saat cuaca buruk.
"Berbagai sistem keselamatan modern pada pesawat tak akan bisa digunakan, menyebabkan masalah yang lebih besar dari yang kita ketahui… Pembuat pesawat telah memberi tahu kami bahwa akan ada banyak armada yang harus dikandangkan," kata mereka.
Satu hal yang menjadi perhatian adalah apakah pesawat Boeing 777 tak bisa mendarat di sejumlah bandara besar AS setelah layanan 5G dimulai, seperti halnya beberapa pesawat kargo Boeing, kata maskapai kepada Reuters.
Maskapai mendesak adanya tindakan untuk memastikan "5G diterapkan kecuali jika menaranya terlalu dekat ke landasan pacu sampai FAA bisa menentukan cara penerapan (5G) dengan aman tanpa menimbulkan gangguan membahayakan."
FAA mengatakan pada Minggu mereka telah mengizinkan sekitar 45 persen armada pesawat komersial AS untuk melakukan pendaratan dengan visibilitas rendah di banyak bandara, di mana layanan 5G akan dipasang dan mereka akan memberi lebih banyak izin sebelum Rabu.
Maskapai pada Senin mengatakan banyak bandara besar belum diberikan izin oleh FAA.
Sumber: Reuters
Berita Terkait
Realme 12 Pro+ 5G dengan lensa periskop dibanderol mulai Rp5,5 jutaan
Kamis, 29 Februari 2024 19:06 Wib
realme 12+ 5G debut global di Indonesia bawa keunggulan SuperOIS
Kamis, 22 Februari 2024 10:16 Wib
Samsung Galaxy A23 5G hadir dengan RAM lebih besar
Kamis, 23 Maret 2023 16:33 Wib
Tampilan Galaxy A14 5G, ponsel perdana Samsung di 2023
Kamis, 19 Januari 2023 12:15 Wib
Presiden Jokowi luncurkan teknologi 5G mining Freeport Indonesia
Kamis, 1 September 2022 12:02 Wib
Samsung Galaxy M33 5G meluncur di Indonesia, berikut keunggulan dan harganya
Kamis, 21 April 2022 13:10 Wib
iPhone SE 5G diramalkan akan berjaya di Asia
Minggu, 13 Maret 2022 11:20 Wib
Negosiasi gagal, Ericsson gugat Apple soal penggunaan paten nirkabel 5G di iPhone
Rabu, 19 Januari 2022 8:33 Wib