RSUD M. Zein Pessel siapkan tenaga pemasaran hadapi persaingan

id RSUD M. Zein

RSUD M. Zein Pessel siapkan tenaga pemasaran hadapi persaingan

RSUD M. Zein Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatera Barat. (ANTARA/HO-Humas Pesisir Selatan)

​​​​​​​Painan (ANTARA) - Manajemen RSUD M. Zein Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatera Barat, menyiapkan tenaga pemasaran guna menghadapi kian ketatnya persaingan bisnis di industri jasa kesehatan.

Direktur RSUD dr. Harefa di Painan, Jumat, menyampaikan Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) itu memiliki pasar yang cukup bagus. Tidak hanya di daerah sendiri, juga Kabupaten Muko-Muko, Bengkulu, Kabupaten Kerinci, Jambi dan Mentawai.

"Karena standar dan fasilitas kita bisa bersaing dengan status dan fasilitas yang dimilikinya. Makanya tim marketing harus sudah ada mulai tahun ini," katanya.

Ia menjelaskan tim pemasaran bakal dijadikan sebagai ujung tombak promosi mulai dari fasilitas gedung, peralatan medis, pelayanan, ketersediaan dokter sepesialis hingga standar klasifikasi dan sertifikasi rumah sakit.

Manajemen terus melakukan inovasi demi terwujudnya pelayanan yang memadai sesuai cita-cita pemerintah kabupaten yang menjadikan sektor kesehatan salah satu arus utama pembangunan hingga 2026.

Kemudian mengupayakan terbangunnya kerja sama dengan Dinas Kesehatan agar menjadikan RSUD M. Zein sebagai tempat rujukan utama, khususnya bagi pemegang Kartu Indonesia Sehat Penerima Bantuan Iuran (KIS-PBI).

"Kalau pasien berobatnya ramai, tentu pendapatan rumah sakit juga bertambah. Ujung-ujungnya untuk daerah juga," terang pria yang juga konsultan jantung itu.

Apalagi manajemen kini telah menjadikan pelayanan bangsal kelas III lebih nyaman yang dilengkapi pendingin ruangan dan pembatasan tempat tidur di tiap bangsal, sehingga pasien lebih nyaman.

Ia mengatakan selama masa perawatan di rumah sakit pasien tidak hanya butuh obat, tapi juga butuh istirahat. Dengan begitu proses pengobatan dan pemulihan selama menjalani perawatan berjalan lebih lancar.

Pada kesempatan itu ia juga menyebutkan saat ini neraca keuangan rumah sakit mulai pulih, sehingga persediaan obat pun sudah kembali normal, sehingga ketersediaan obat-obatan sangat siap.

"Tingkat kepercayaan distributor semakin tinggi, karena progres pembayaran utang berjalan pesat. Kekurangan bayar pada distributor mulai teratasi," terangnya.

Sementara itu piutang rumah sakit yang ada di Kementerian Kesehatan berangsur tertagih, bahkan progresnya di kisaran 70-80 persen atau lebih kurang Rp25 miliar dari Rp35 miliar yang diakui kementerian.

Piutang tersebut merupakan klaim biaya untuk perawatan dan pengobatan pasien Covid-19 di RSUD M. Zein Painan yang ditanggung pemerintah pusat melalui Kemenkes.

"Sebelumnya manajemen mengajukan klaim sekitar Rp49 miliar, namun hasil verifikasi dari pihak kementerian, yang diakui cuma Rp35 miliar," kata dia.