Sahams-saham Wall St beragam, S&P 500 ditutup melemah setelah cetak rekor tertinggi

id Wall Street,indeks Dow,indeks S&P 500,indeks Nasdaq,lonjakan Covid-19,sektor teknologi

Sahams-saham Wall St beragam, S&P 500 ditutup melemah setelah cetak rekor tertinggi

Arsip Foto - Pialang bekerja mengenakan masker di Bursa Efek New York, Wall Street, Amerika Serikat, Selasa (26/5/2020). ANTARA/REUTERS/Brendan McDermid/am.

New York, (ANTARA) - Wall Street bervariasi pada akhir perdagangan Selasa (Rabu pagi WIB), dengan indeks S&P 500 ditutup sedikit lebih rendah setelah mencapai rekor tertinggi intraday, karena reli empat hari kehilangan tenaga dalam perdagangan yang tipis dan investor mempertimbangkan gangguan perjalanan akibat Omicron dan penutupan toko.

Indeks Dow Jones Industrial Average meningkat 95,83 poin atau 0,26 persen, menjadi menetap di 36.398,21 poin. Indeks S&P 500 kehilangan 4,84 poin atau 0,10 persen, menjadi berakhir di 4.786,35 poin. Indeks Komposit Nasdaq merosot 89,54 poin atau 0,56 persen, menjadi ditutup di 15.781,72 poin.

Tujuh dari 11 sektor utama S&P 500 berakhir di zona hijau, dengan sektor utilitas dan kebutuhan pokok konsumen masing-masing terdongkrak 0,93 persen dan 0,62 persen, melampaui sektor lainnya. Sementara itu, sektor teknologi dan komunikasi kehilangan 0,59 persen, merupakan kelompok berkinerja terburuk.

Reaksi pasar tersebut muncul ketika infeksi COVID-19 terus melonjak di Amerika Serikat, didorong oleh melonjaknya kasus varian Omicron. Negara ini mencatat rekor tertinggi lebih dari 510.000 kasus COVID-19 setiap hari pada Senin (27/12/2021), menurut data terbaru dari Universitas Johns Hopkins.

Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) AS pada Senin (27/12/2021) mempersingkat waktu isolasi yang direkomendasikan untuk orang Amerika dengan kasus COVID-19 tanpa gejala menjadi lima hari dari panduan sebelumnya 10 hari.

Pembaruan mengikuti persetujuan untuk pil baru dan lebih banyak vaksin untuk melawan COVID-19. Ini membantu investor mengabaikan kekhawatiran atas ribuan pembatalan penerbangan dan Apple Inc menutup tokonya di New York karena kasus yang melonjak, dan menempatkan saham AS pada kecepatan untuk kenaikan bulanan.

"Ini adalah minggu yang dipersingkat liburan. Jadi pergerakan harian kemungkinan akan dibesar-besarkan karena volume relatif rendah," kata Sam Stovall, kepala strategi investasi di CFRA Research di New York.

Dalam berita perusahaan, Boeing Co terangkat 1,46 persen karena Indonesia mencabut larangan 737 MAX, tiga tahun setelah kecelakaan salah satu pesawat dan kehilangan 189 orang di dalamnya.

Pasar berada dalam reli musiman Sinterklas, dengan data CFRA Research menunjukkan S&P 500 telah berada di rata-rata naik 1,3 persen dalam lima hari perdagangan terakhir tahun ini, dan dua hari pertama tahun baru sejak 1969.

"Investor mencerna keuntungan dari tiga hari terakhir, ... tetapi ada kekhawatiran seperti bagaimana varian Omicron akan mempengaruhi pasar? Apakah itu akan mengakhiri reli Sinterklas? Bagaimana dengan Fed menaikkan suku bunga, bisakah itu menyebabkan tantangan untuk tahun depan?" kata Stoval.

Federal Reserve mengisyaratkan awal bulan ini kenaikan suku bunga tiga perempat poin persentase hingga akhir 2022 karena ekonomi mendekati pekerjaan penuh dan bank sentral AS mengatasi lonjakan inflasi.

Volume transaksi di bursa AS mencapai 7,55 miliar saham, dibandingkan dengan rata-rata 11,56 miliar untuk sesi penuh selama 20 hari perdagangan terakhir.