Bappenas datang ke Sawahlunto meninjau penurunan stunting

id berita sumbar,berita sawahlunto

Bappenas datang ke Sawahlunto meninjau penurunan stunting

Tim Bappenas sedang melakukan pertemuan dengan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait di Sawahlunto untuk mengkaji penurunan stunting di kota itu, di Hotel Parai, Jum'at.

Sawahlunto (ANTARA) - Tim dari Sekretariat Nasional Stunting Terintegrasi Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) melakukan studi penurunan stunting (gagal tumbuh anak) di Kota Sawahlunto Provinsi Sumatera Barat, Jum'at (26/11).

Tenaga Ahli Analisis Pengeluaran Publik Bappenas Jony Chandra, di Sawahlunto, Jum'at mengatakan pihaknya datang untuk mempelajari integrasi (keikutsertaan) dari Pemkot Sawahlunto dan unsur - unsur terkait lain dalam kegiatan penurunan stunting.

"Angka stunting Kota Sawahlunto sekarang sudah turun sampai 6,1 persen. Kami mengapresiasi penurunan ini dan ingin mengkaji lebih rinci serta melakukan peninjauan lapangan bagaimana langkah - langkah Pemkot Sawahlunto menurunkan stunting itu," sebutnya.

Ia menambahkan, beberapa poin yang dikaji yaitu konvergensi (integrasi/keikutsertaan), pagu anggaran, kinerja anggaran dan kinerja output.

"Dari paparan sejumlah Dinas terkait tadi, kami menangkap ada keberpihakan yang besar dari Pemkot Sawahlunto dalam alokasi anggaran untuk penurunan stunting ini meski kapasitas fiskal di kota ini tidak begitu besar. Buktinya sampai Rp 4 miliar alokasi anggaran untuk kegiatan - kegiatan yang mendukung penurunan stunting," kata dia.

Setelah wawancara dengan sejumlah Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait, tim itu meninjau Pos Gizi Terpadu Desa Talawi Mudiak Kecamatan Talawi yang merupakan salah satu pilot project (proyek percontohan) tingkat nasional untuk penurunan stunting.

Kepala Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk dan KB (Dinkesdalduk-KB) Kota Sawahlunto Yasril melalui Sekretarisnya Hermansyah, menjelaskan angka stunting Sawahlunto tahun ini turun 6,1 persen sementara di tahun 2020 lalu pada angka 8,1 persen.

"Angka stunting kami sudah turun signifikan jika dibandingkan dengan angka stunting nasional yakni 27,30 persen. Kemudian target nasional angka stunting turun hingga 14 persen pada 2024, sementara Kota Sawahlunto pada 2021 ini sudah berhasil menurunkan sampai 6,1 persen," jelas dia.

Wali Kota Sawahlunto Deri Asta menyampaikan Pemkot memberi perhatian khusus dalam penanganan stunting ini karena sangat menentukan kualitas tumbuh kembang anak ke depannya.

"Apalagi ada dua misi Pemkot terkait ini, yaitu ; meningkatkan pelayanan kesehatan yang bermutu dengan memberikan jaminan kesehatan untuk seluruh masyarakat dan penanganan khusus terhadap kelompok marginal seperti lansia, anak-anak, penyandang disabilitas, gangguan jiwa dan kelompok marginal lainnya," kata dia.

Sehingga kata dia, program penanganan stunting termasuk dalam program prioritas yang selalu dipantau perkembangannya.

"Sawahlunto pada 20 atau 30 tahun lagi akan dipegang oleh anak balita saat ini. Artinya sangat penting bagi kami untuk memperhatikan kecukupan gizi anak-anak ini agar mereka tumbuh sehat dan kuat," ujarnya.

Sementara, Kepala Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Sumatera Barat Fatmawati, mengatakan pemerintah pusat menunjuk pihaknya sebagai koordinator pelaksana percepatan penurunan stunting.

"Sekarang langkah dari BKKBN dalam menurunkan angka stunting itu dengan metode pendampingan dari hulu sampai ke hilir atau dari calon pengantin, ibu hamil, melahirkan sampai nanti merawat anak. Itu diterjemahkan melalui program Tim Pendamping Keluarga (TPK) yang terdiri dari tiga unsur yaitu bidan, kader Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) dan kader Keluarga Berencana (KB)," kata dia.

Ia melaporkan bahwa untuk di Kota Sawahlunto, sudah dibentuk dan dilatih sebanyak 150 orang Tim Pendamping Keluarga tersebut yang akan segera melaksanakan tugasnya dalam waktu dekat ini.