Tim Pengabdian UNP gali "Mutiara" dalam keberagaman agama dan etnis pada dua daerah di Sumbar

id UNP, pengabdian, minang, nias

Tim Pengabdian UNP gali "Mutiara" dalam keberagaman agama dan etnis pada dua daerah di Sumbar

Tim Pengabdian Universitas Negeri Padang (UNP) melaksanakan kegiatan pengabdian berupa Program Pengabdian Kemitraan Masyarakat di Kota Padang dan Kabupaten Padang Pariaman yang memiliki etnis Minang dan etnis Nias. (ANTARA/HO-Tim)

Padang (ANTARA) - Tim Pengabdian Universitas Negeri Padang (UNP) melaksanakan kegiatan pengabdian berupa Program Pengabdian Kemitraan Masyarakat di Kota Padang dan Kabupaten Padang Pariaman yang memiliki etnis Minang dan etnis Nias.

"Kegiatan ini dilatarbelakangi karena kedua daerah ini memiliki dua etnis yang cukup besar yakni etnis Minang dan etnis Nias. Mereka telah hidup berdampingan sangat lama dengan tetap bisa menjaga kerukunan," kata Ketua Tim Pengabdian, Dr. Junaidi Indrawadi, di Padang, Minggu.

Judul Pengabdian yang diusulkan oleh Tim Pengabdian UNP yaitu Peningkatan Civic Competence Dalam Memperkuat Integrasi Masyarakat Multi Etnis dan Agama di Kota Padang dan Kabupaten Padang Pariaman.

Selain Ketua, Tim Pengabdian UNP juga beranggotakan dua orang yaitu Dr. Isnarmi Moeis dan Dr. Maria Montessori

Untuk Kota Padang, kegiatan dilaksanakan di Kelurahan Seberang Palinggam pada 29 Agustus 2021, sedangkan kegiatan di Kabupaten Padang Pariaman dilaksanakan pada 13 November di Kenagarian Buluh Barat.

Ia mengatakan dua daerah tersebut jumlah masyarakat niasnya relatif lebih banyak atau hampir sebanding dengan masyarakat Minang dan selalu hidup rukun, meskipun ada gejolak, umumnya datang dari pihak luar atau pendatang.

"Hal ini dikhawatirkan masyarakat tersebut tidak siap dengan datangnya pengaruh dari luar atau pendatang, maka akan mudah terprovokasi dan terjadi konflik. Dengan demikian, pengabdian yang kami lakukan ini untuk memperkuat integrasi mereka," ujarnya

Narasumber untuk kegiatan di Kota Padang adalah Lurah Seberang Palinggam Eva Yenita, M.Kes, dengan materi Harmonisasi Masyarakat Multi Etnis dan Agama di Kota Padang.

Kemudian Tokoh Masyarakat Nias di Seberang Palinggam, Mardus dengan materi Integrasi Masyarakat Multi Etnis dan Agama di Kota Padang.

Selanjutnya oleh Dr Wirdanengsih, dengan materi Kohesi Sosial Integratif Melalui Tradisi yang Berkearifan Lokal.

Terakhir oleh Dr. Fatmariza, dengan materi Peran Perempuan dalam Mewujudkan Kedamaian dalam Keluarga dan Masyarakat sebagai Implementasi Civic Competence.

Kegiatan dibuka oleh Sekretaris LP2M, Dr. Anton Komaini. Ia mengajak lurah dan masyarakat untuk melanjutkan program ini dengan cakupan yang lebih luas.

Kemudian Lurah Seberang Palinggan juga langsung menindaklanjuti program dengan mengajukan permohonan Kerjasama LP2M UNP dengan kelurahan mereka.

Sementara itu, narasumber kegiatan di Kabupaten Padang Pariaman adalah Dr. Wirdanengsih, dengan materi Kohesi Sosial Integratif Melalui Tradisi yang Berkearifan Lokal.

Kemudian dilanjutkan oleh, Dr. Isnarmi, dengan materi model integrasi masyarakat multikultural berdasarkan hasil penelitian.

Terakhir oleh Dr. Junaidi Indrawadi, mengeksplorasi harmonisasi kehidupan masyarakat multi etnis diberbagai tempat sebagai cerminan pentingnya kebersamaan dalam keberagaman.

Tim Pengabdian Universitas Negeri Padang (UNP) melaksanakan kegiatan pengabdian berupa Program Pengabdian Kemitraan Masyarakat di Kota Padang dan Kabupaten Padang Pariaman yang memiliki etnis Minang dan etnis Nias. (ANTARA/HO-Tim)


Kegiatan yang kedua ini dibuka oleh Kepala Pusat Pengabdian LP2M Universitas Negeri Padang, Dr. Mawardi, dan ditutup oleh walinagari Yonedi, S.Pd.

Kedua kegiatan menghadirkan unsur pemerintahan, tokoh agama, tohoh adat, tokoh perempuan dan tokoh pemuda.

Kegiatan dilaksanakan dalam bentuk pemaparan materi, brainstorming, dan pelatihan. Semua sesi mendapat respon yang luar biasa dari peserta.

Hal ini terlihat dari sesi diskusi yang hangat. Hampir semua peserta berpean aktif menyampaikan pendapatnya. Bagi mereka hal ini sangat menarik karena biasanya masyarakat multi etnis sering terjadi konflik dan itu sangat merugikan.

Namun di tempat mereka bisa hidup rukun. Dengan adanya kegiatan ini menambah pengetahuan dan wawasan mereka akan pentingnya hidup harmonis dalam keberagaman.

Mereka juga menyatakan komitmen untuk mempertahankannya. Pada bagian akhir, Tim Pengusul PKM mengajak peserta untuk diskusi rencana tindak lanjut dan diakhiri dengan evaluasi kegiatan melalui penyebaran angket.

Ia berharap melalui kegiatan tersebut, masyarakat tetap bisa menjaga kerukunan, tetap menjadi satu kesatuan dalam keanekaragaman, saling menghargai dan menghormati serta menghindari terjadinya konflik.