Komunitas Gubuak Kopi Solok adakan pameran circumstance

id berita solok,berita sumbar,kopi

Komunitas Gubuak Kopi Solok adakan pameran circumstance

Komunitas Gubuak Kopi Solok adakan pameran circumstance. (Antarasumbar/Dokumen Pribadi)

Melalui ini, saya mengajak keterlibatan seniman, untuk memahami proses transisi serta memetakan dan mengartikulasikan isu-isu tersebut dengan menyoroti narasi yang berkembang di masyarakat,
Solok (ANTARA) - Komunitas Gubuak Kopi Solok, bersama Galeri Nasional Indonesia, Direktorat Jendral Kebudayaan, Kemendikbudristek-RI, mengadakan pameran bertajuk circumstance sebagai upaya melihat kembali persilangan budaya masyarakat di pertanian masa lampau, sebagai sebuah studi untuk memahami hari ini dan masa depan.

Kurator sekaligus pegiat Komunitas Gubuak Kopi, Albert Rahman Putra di Guguak, Rabu, menjelaskan pameran itu menyoroti inisiatif masyarakat pertanian Solok, khususnya Kelurahan Kampungjawa dalam merespons persoalan, dan menyikapinya secara spiritual.

"Melalui ini, saya mengajak keterlibatan seniman, untuk memahami proses transisi serta memetakan dan mengartikulasikan isu-isu tersebut dengan menyoroti narasi yang berkembang di masyarakat," ujarnya.

Secara garis besarnya, Albert menyebut, circumstance merupakan upaya melihat kembali persilangan budaya masyarakat di pertanian masalampau, sebagai sebuah studi untuk memahami hari ini dan membayangkan masa depan.

Untuk diketahui, Circumstance merupakan pengembangan dari platform Daur Subur, yang merupakan sebuah studi yang dikembangkan Komunitas Gubuak Kopi, dalam melihat persoalan pertanian Solok, menggunakan pendekatan seni.

Dalam proses Circumtance itu juga dilakukan pendekatan kepada warga kelurahan Kampungjawa, berdiskusi dan mendengarkan perspektif warga tentang kebiasaan pertanian.

"Termasuk memaknai hal-hal spiritual sebagai sesuatu yang penting untuk dilakukan bersama, lalu diskusi dan negosiasi soal gagasan seni dalam memaknai pertanian," ucapnya.

Proyek ini, dalam prosesnya melibatkan 10 seniman partisipan di Solok, bekerja sama dengan warga kelurahan Kampungjawa, dalam menyikapi persoalan ekologi sesuai konteks yang ada di lokasi.

Seperti, melakukan residensi di Kampungjawa, diskusi berkala antara seniman dan masyarakat pertanian, mendokumentasikan, dipetakan melalui pendekatan artistik, serta melihat sejauh mana seni dan kerja kolektif mampu mengakomodir persoalan masyarakat.

"Riset dan residensi ini dituangkan dalam karya-karya seni, hal inilah yang kita tampilkan dalam pameran Circumstance ini," katanya.

Adapun karya-karya tersebut berupa artefak representatif dan peformatif, found object, instalasi teknologi media baru, dokumentasi riset, dan lainnya. Para seniman juga diundang untuk mencatat proses residensi, baik berupa teks maupun sketsa umtul dijadilan buki post event.

Sebelumnya Kepala Galeri Nasional Indonesia, Pustanto mengatakan, pameran ini merupakan rangkaian dari program Lokakarya Kuratorial Galeri Nasional Indonesia 2021 dengan tema Kurasi Kurator Muda.

Sebelumnya ada 58 proposal rencana pameran calon peserta dari 16 provinsi. Kemudian diseleksi menjadi 10 proposal saja, yang kemudian mengikuti program Lokakarya secara daring.

"Diakhir Lokakarya, dipilih dua peserta yang mendapatkan fasilitas untuk merealisasikan rencana pameran, salah satunya Albert Rahman Putra dari Solok," ujarnya.

Menurutnya, model-model aktifitas seni yang melibatkan publik dan partisipasi warga seperti dalam pameran ini, perlu terus dikembangkan, sehingga dapat menegaskan peran penting seni yang berkaitan erat dengan aktifitas sehari-hari dan budaya masyarakat.

"Seni diharapkan menjadi bagian utuh dari masyarakat dan memberikam kontribusi atau manfaat dalam kehidupan masyarakat," ucapnya.