Tidak perlu khawatir gelombang ketiga pandemi COVID-19, ini saran epidemiolog

id berita sumbar,berita padang,covid 19 sumbar,covid padang

Tidak perlu khawatir gelombang ketiga pandemi COVID-19, ini saran epidemiolog

Tangkapan Layar Talkshow ANTARA TV Indonedsia bersama Epidemiolog Universitas Indonesia dr. Pandu Riono, MPH., Ph.D (Antara/Laras Robert)

Padang (ANTARA) - Terjadinya peningkatan kasus Covid-19 akhir-akhir ini di beberapa negara seperti Singapura dan Australia dikhawartikan memunculkan akan masuknya varian baru SARS-CoV-2 dan menyebabkan gelombang 3 di Tanah Air.

Epidemiolog Universitas Indonesia dr. Pandu Riono, MPH., Ph.D. pada acara bincang di Antara TV Indonesia mengungkapkan bahwa masyarakat indonesia tidak perlu khawatir dengan lonjakan gelombang ketiga Covid 19, asalkan kita tidak sembrono dalam menjaga protokol kesehatan.

Lonjakan gelombang ketiga Covid 19 diprediksi akan terjadi pada akhir bulan Desember disaat adanya libur natal dan tahun baru.

"Penduduk abai protokol kesehatan, tidak mau memakai masker, tidak mau vaksinasi, kalau ini terjadi apalagi adanya varian baru, dan tingginya mobilitas penduduk saat libur natal tahun baru, ini yg akan menjadi penyebab adanya Covid 19 gelombang ketiga," katanya.

Tercatat sampai tanggal 10 Oktober 2021 kasus Covid 19 terus menurun dibanyak daerah di Indonesia baik di daerah Jawa - Bali maupun di luar daerah Jawa - Bali.

"Kalau kita mengendalikan pandemi dengan serius kita bisa mengurangi efek pandemi dengan bagus,' ungkapnya.

Ia juga menambahkan penerapan PPKM, turunnya mobilitas penduduk dan vaksinasi yang tinggi merupakan salah satu faktor turunnya kasus Covid 19 di Indonesia.

Profesor Pandu juga mengatakan upaya yang harus dilakukan untuk menghadang gelombang 3 Covid 19 yang kuncinnya menerapkan formula 5M+3T+V.

3T (testing, tracing and treatment), 5M (memakai masker, menjaga jarak, mencuci tangan, menghindari kerumunan dan mengurangi mobilitas) dan vaksinasi.

"Tetap menerapkan protokol kesehatan terutama di tempat pariwisata, di hotel, di bandara, di bus, patuh portokol, melakukan semua test yang diwajibkan, dan tidak memalsukan semua hasil test, maka kecil kemungkinan lonjakan Covid 19 akan terjadi," katanya.