Dorongan Pemkot Solok pada pengusaha muda untuk dukung pertumbuhan ekonomi

id berita solok,berita sumbar,wako

Dorongan Pemkot Solok pada pengusaha muda untuk dukung pertumbuhan ekonomi

Wali Kota Solok, Zul Elfian Umar (tengah)  saat menggelar rapat terbuka bersama OPD. (Antarasumbar/HO-Prokomp Kota Solok)

Ketika peluang kerja semakin kompetitif dan semakin sempit maka menjadi wirausaha atau entrepreneur merupakan pilihan sekaligus tantangan,
Solok (ANTARA) - Pemerintah Kota (Pemkot) Solok, Sumbar mendorong pengusaha muda setempat melakukan inovasi di berbagai jenis bidang usaha sehingga dapat menciptakan peluang usaha sendiri, menurunkan tingkat pengangguran serta mendukung pertumbuhan ekonomi.

“Ketika peluang kerja semakin kompetitif dan semakin sempit maka menjadi wirausaha atau entrepreneur merupakan pilihan sekaligus tantangan," kata Wali Kota Solok, Zul Elfian Umar di Solok, Senin.

Menurut dia menjadi entrepreneur, tidak semudah yang dibayangkan. Setiap pengusaha harus mengenali risiko yang terjadi dan cara untuk membangun usaha yang kreatif dan inovatif di antara banyaknya pesaing.

Salah satu upaya yang dilakukan Pemkot Solok untuk meningkatkan kemampuan pengusaha muda di kota itu ialah menjalin kerja sama dengan lembaga sociopreneur Indonesia.

Bentuk kerja sama Pemko Solok dengan lembaga Sociopreneur Indonesia tersebut ialah melalui program empathy project di Kota Solok pada 2022 nanti, meliputi bidang pariwisata, UMKM, edukasi dan kepemudaan.

Program empathy project sendiri merupakan flagship program (program unggulan) dari lembaga Sociopreneur Indonesia, berupa pembangunan kreativitas sosial, inovasi dan kewirausahaan masyarakat melalui pendampingan oleh para volunteer (relawan) berpengalaman sehingga terciptalah masyarakat yang mandiri dan mampu berdaya saing.

"Dengan adanya kerjasama ini, saya berharap pengusaha muda dapat melakukan inovasi di berbagai jenis bidang usaha sehingga dapat menciptakan peluang usaha sendiri, menurunkan tingkat pengangguran dan mengurangi angka kemiskinan," kata dia.

Founder dan Executive Director, Sociopreneur Indonesia, Dessy Aliandrina mengatakan lembaga Sociopreneur merupakan social enterprise (perusahaan sosial), di mana 30 persen keuntungan perusahaan disisihkan untuk kegiatan sosial.

Sociopreneur Indonesia bermula pada tahun 2013 sebagai klub mahasiswa bernama Technopreneurship for Youth, dengan tujuan mendukung kreativitas dan inovasi para mahasiswa sebagai upaya menjembatani jarak antara pemahaman teoritis dengan pemahaman praktis.

“Pada 2018, secara resmi Sociopreneur Indonesia hadir sebagai social enterprise, sehingga turut mendorong pertumbuhan gerakan social enterprise di Indonesia,” ucapnya.

Dalam kegiatan tersebut para peserta dilatih agar mampu menghasilkan inovasi yang solutif dan tepat guna sehingga dapat menjadi solusi bagi permasalahan yang dihadapi para UMKM. Ditujukan untuk anak muda usia 18-25 tahun dengan menghasilkan 40 anak muda penerima beasiswa, menargetkan empat UMKM yang siap meningkatkan bisnis dan delapan produk inovasi untuk meningkatkan bisnis.

“Kami menargetkan pendampingan selama dua tahun di setiap daerah, setelah dua tahun kita bina, selanjutnya UMKM akan menjadi mitra mandiri,” ujar dia.