Sepeda motor masuk kolong bus setelah ditabrak Bus trayek Padang-Pasaman Barat di Sungai Limau

id tabrakan bus,pariaman,sumbar,berita pariaman

Sepeda motor masuk kolong bus setelah ditabrak Bus trayek Padang-Pasaman Barat di Sungai Limau

Warga melihat kondisi kendaraan bermotor yang berada di kolong bus yang mengalami kecelakaan di Kecamatan Sungai Limau, Kabupaten Padang Pariaman, Sumbar. (Antara/Aadiaat M.S)

Pariaman, (ANTARA) - Bus angkutan kota dalam provinsi trayek Padang-Pasaman Barat, Sumatera Barat menabrak satu unit sepeda motor di Simpang Limun, Nagari Pilubang, Kecamatan Sungai Limau, Kabupaten Padang Pariaman pada Senin pagi sekitar pukul 09.30 WIB.

"Korban dua orang yakni pengendara sepeda motor dan penumpangnya yang sekarang berada di RSUD Pariaman," kata anggota Polisi Unit Kecelakaan Satuan Lalu Lintas Polres Pariaman, Brigadir Sutrisno di Sungai Limau, Senin.

Ia menyampaikan kronologi kecelakaan yaitu bus dan kendaraan sepeda motor melaju dari arah Pariaman. Pada saat itu bus hendak menyalip mobil Grandmax namun pengendara sepeda motor berbelok ke kanan.

"Pengendara motor sudah menghidupkan lampu sen, namun karena jarak bus sudah terlalu dekat maka kecelakaan tidak dapat dihindarkan," katanya.

Akibat kejadian tersebut motor masuk ke dalam kolong bus, sedangkan pengendara dan penumpangnya harus dilarikan ke RSUD Pariaman untuk penanganan medis.

Kondisi korban, lanjutnya mengalami patah tulang di kaki kiri serta bagian tubuh lainnya mengalami luka lecet dan robek.

Ia menyampaikan meskipun sopir bus sempat mengelak dengan mengaku sebagai kernek karena takut akan diamuk massa, namun warga tetap mengamankannya.

"Sopir udah diamankan warga di tempat kejadian lalu dibawa ke Kantor Sarlantas Pariaman," katanya.

Berdasarkan keterangan warga nama korban yaitu Fajri (48) sedangkan penumpangnya tante atau saudara perempuan ibu pengendara yang merupakan warga Sungai Limau.

Akibat kejadian itu akses nasional Padang-Pasaman Barat sempat terganggu karena hanya setengah jalan yang dapat digunakan karena setengah lagi digunakan untuk proses evakuasi. (*)