OJK tingkatkan literasi mahasiswa lewat sosialisasi keuangan digital

id berita padang,berita sumbar,ojk

OJK tingkatkan literasi mahasiswa lewat sosialisasi keuangan digital

Tangkapan layar Wakil  Ketua Dewan Komisioner OJK Nurhaida  pada Webinar Digital Financial Literacy 2021 diselenggarakan oleh OJK bekerja sama dengan Universitas Andalas (Unand)  di Padang, Selasa. (Antarasumbar/Ikhwan Wahyudi)

Literasi dan inklusi keuangan di Sumbar masih dibawah provinsi sekitar,
Padang (ANTARA) - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) terus berupaya meningkatkan literasi keuangan di kalangan mahasiswa lewat sosialisasi keuangan digital dalam rangka terwujudnya inklusi keuangan di Tanah Air.

"Literasi dan inklusi keuangan di Sumbar masih dibawah provinsi sekitar, inklusi keuangan amat dipengaruhi oleh literasi keuangan, semakin tinggi literasi biasanya inklusi kian tinggi," kata Wakil Ketua Dewan Komisioner OJK Nurhaida di Padang, Selasa.

Ia menyampaikan hal itu pada Webinar Digital Financial Literacy 2021 diselenggarakan oleh OJK bekerja sama dengan Universitas Andalas (Unand) Padang dengan tema Bagaimana Melek Finansial dan Membuka Mata Bagi Generasi Baru.

Menurut dia masyarakat di Tanah Air saat ini sudah bisa mengakses layanan jasa keuangan namun pemahaman atau tingkat literasi masih rendah.

"Contoh sederhana masyarakat sudah banyak yang menabung namun belum paham secara detail soal jasa keuangan," kata dia.

Oleh sebab itu, pihaknya terus mendorong literasi keuangan dan mahasiswa serta perguruan tinggi jadi tempat yang tepat.

Ia memaparkan pesatnya perkembangan teknologi telah mendorong munculnya beragam bentuk bisnis baru termasuk di sektor jasa keuangan.

"Inovasi teknologi di sektor jasa keuangan merupakan salah satu pembaruan model bisnis dan instrumen baru yang memberi nilai tambah yang dalam aktivitasnya melibatkan ekosistem digital," ujarnya.

Nurhaida menilai teknologi keuangan digital tidak hanya memangkas jarak namun juga menghantarkan dalam genggaman tangan konsumen sehingga lebih cepat mudah fleksibel dan efisien.

Pada sisi lain pandemi COVID-19 telah melahirkan kebiasaan baru dalam aktivitas sehari-hari dan menjadi akselarator percepatan teknologi informasi.

"Kendati ada pandemi yang membatasi aktivitas masyarakat berkat teknologi keuangan digital kegiatan ekonomi dan keuangan tetap dapat berjalan dengan baik," kataya.

Sementara Kepala OJK perwakilan Sumbar, Yusri memaparkan masyarakat Sumbar identik dan dikenal sebagai pengusaha yang keberadaannya dijumpai hampir di seluruh Indonesia.

"Oleh sebab itu sosialisasi keuangan digital bermanfaat bagi generasi muda karena akan lebih untuk memahami digital financial literasi," ujarnya.

Ia menyebukan berdasarkan survei yang dilakukan OJK pada 2019 indeks literasi keuangan di Sumbar mencapai 34,55 persen dan angka ini lebih rendah dari Riau yang mencapai 43,19 persen serta Sumatera Utara 37,96 persen.

"Ini menjadi tantangan kita ke depan agar Sumbar lebih melek industri jasa keuangan," kata dia.

Sedangkan angka indeks inklusi keuangan Sumbar mencapai 66,75 persen dan juga lebih rendah dibandingkan Riau yang ada pada angka 86,39 persen serta Sumatera Utara 93,98 persen

"Artinya dari 100 warga Sumbar baru 66 orang yang paham dan sudah punya akses ke lembaga keuangan formal," katanya lagi.