Harga minyak dunia tergelincir di Asia terseret rencana China lepas cadangannya

id harga minyak,minyak berjangka,minyak Brent,minyak WTI,pasar Asia ,cadangan minyak China,Badai Ida

Harga minyak dunia tergelincir di Asia terseret rencana China lepas cadangannya

Ilustrasi - Labirin pipa dan katup minyak mentah yang digambarkan oleh Departemen Energi di Cadangan Minyak Strategis di Freeport, Texas, AS. (ANTARA/REUTERS/Richard Carson/am.)

Melbourne, (ANTARA) - Harga minyak tergelincir dalam perdagangan di Asia pada Jumat, menuju kerugian mingguan hampir 2,0 persen, setelah China mengumumkan akan melepaskan minyak dari cadangan strategisnya dan beberapa maskapai penerbangan AS, kunci pemulihan permintaan bahan bakar jet, memperingatkan perlambatan dalam penjualan tiket mereka.

Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS turun 8 sen atau 0,1 persen, menjadi diperdagangkan di 68,06 dolar AS per barel pada pukul 01.33 GMT, setelah turun 1,7 persen pada Kamis (9/9/2021).

Sementara itu, minyak mentah berjangka Brent terpangkas 12 sen atau 0,2 persen, menjadi diperdagangkan di 71,33 dolar AS per barel, memperpanjang penurunan 1,6 persen pada Kamis (9/9/2021).

Keduanya menetap di level terendah sejak 26 Agustus pada Kamis (9/9/2021).

Pemerintah China mengatakan pada Kamis (9/9/2021) bahwa negara itu akan melepaskan cadangan minyak mentahnya ke pasar melalui lelang publik guna mengurangi tekanan biaya bahan baku yang tinggi pada para penyulingan domestik, dalam sebuah langkah yang digambarkan sebagai yang pertama.

Seorang analis mengatakan pelepasan dari cadangan itu terjadi karena perusahaan-perusahaan besar China harus mengganti pasokan yang mereka beli untuk pemuatan September dan Oktober dari Shell di Teluk Meksiko AS.

Royal Dutch Shell Plc, produsen minyak terbesar di Teluk Meksiko AS, telah membatalkan beberapa kargo ekspornya karena kerusakan fasilitas lepas pantai akibat Badai Ida.

Hampir 1,4 juta barel per hari (bph) produksi minyak lepas pantai masih ditutup di Teluk Meksiko dan 1 juta barel per hari kapasitas penyulingan juga masih offline.

"Itu juga bukan kabar baik di sisi permintaan, dengan maskapai-maskapai penerbangan AS memperingatkan permintaan yang melambat," kata analis ANZ Research dalam sebuah catatan.

American Airlines, United Airlines Holdings Inc, Delta Air, Southwest Airlines Co dan JetBlue Airways mengatakan penjualan tiket telah melambat dan memangkas perkiraan pendapatan mereka karena lonjakan kasus COVID-19 mengancam untuk menghentikan pemulihan sektor perjalanan.