Pemkot Pariaman akan sosialisasikan pencegahan kekerasan pada perempuan dan anak di 12 desa

id berita pariaman,berita sumbar,anak

Pemkot Pariaman akan sosialisasikan pencegahan kekerasan pada perempuan dan anak di 12 desa

Ketua Divisi Pelayanan Pusat Perlindungan Pemberdayaan Perempuan dan Anak Puti Gandoriah, Pariaman, Sumbar, Fatmiyeti Khahar sedang menyosialisasikan terkait dengan  kekerasan terhadap perempuan dan anak di desa di daerah itu. (Antarasumbar/Dokumen Pribadi)

Kami sedang gencar-gencarnya 'roadshow' (keliling) ke desa-desa untuk mensosialisasikan pencegahan dan penghapusan kekerasan terhadap perempuan dan anak,
Pariaman (ANTARA) - Pemerintah Kota (Pemkot) Pariaman, Sumatera Barat pada tahun ini akan menyosialisasikan terkait pencegahan dan penghapusan kekerasan terhadap perempuan dan anak di 12 desa dan kelurahan di daerah itu.

"Kami sedang gencar-gencarnya 'roadshow' (keliling) ke desa-desa untuk mensosialisasikan pencegahan dan penghapusan kekerasan terhadap perempuan dan anak," kata Ketua Divisi Pelayanan Pusat Perlindungan Pemberdayaan Perempuan dan Anak Puti Gandoriah Pariaman, Fatmiyeti Khahar di Pariaman, Senin.

Ia mengatakan peserta pada sosialisasi tersebut yaitu pihak yang dapat memantau aktivitas dan menyosialisasikan terkait dengan pencegahan kekerasan terhadap perempuan dan anak kepada warga di daerahnya.

Adapun pihak tersebut yaitu tokoh masyarakat, Badan Permusyawaratan Desa, Lembaga Pemberdayaan Masyarakat, perangkat desa, dan dubalang atau keamanan desa.

Dalam pelaksanaannya, lanjutnya pihaknya menetapkan tiga desa di masing-masing kecamatan yang dinilai kasus kekerasan terhadap perempuan dan anaknya tinggi namun belum dilakukan sosialisasi.

"Tiap tahun kami sosialisasi, jadi sosialisasi di 12 desa ini merupakan lanjutan kegiatan tahun lalu," kata dia.

Ia menyampaikan pentingnya sosialisasi tersebut yaitu sebagai antisipasi agar kekerasan terhadap perempuan dan anak tidak terjadi lagi di Kota Pariaman, apalagi daerah itu merupakan kota layak anak dan wisata.

Ia mengatakan meskipun saat ini banyak kasus yang melibatkan perempuan dan anak yang lokasinya di Kota Pariaman namun pelaku dan korbannya didominasi oleh warga di luar daerah itu.

"Jadi mereka warga luar daerah tapi lokasi perbuatan dan tertangkapnya di Pariaman, kasusnya pergaulan bebas," ujarnya.

Oleh karena itu, lanjutnya pada kegiatan tersebut pihaknya meminta peserta dan warga setempat untuk lebih peduli dengan lingkungan serta berempati terhadap korban sehingga tidak ada lagi kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak.

Fatmiyeti Khahar yang juga Ketua Lembaga Perlindungan Korban Tindak Kekerasan Terhadap Perempuan dan Anak (LPKTPA) unit Rumah Perlindungan Sosial Anak Kota Pariaman tersebut menyebutkan kasus kekerasan terhadap perempuan di daerah itu dari Januari hingga Juni mencapai lima sedangkan terhadap anak tiga kasus.

"Jumlah ini jauh lebih turun dari tahun sebelumnya karena setiap tahun terus dilakukan sosialisasi sebagai langkah pencegahan," tambahnya.