MSF: Kebijakan Indonesia Terkait HIV Manuver Penting

id MSF: Kebijakan Indonesia Terkait HIV Manuver Penting

Jakarta, (ANTARA) - Lembaga Dokter Lintas Batas (Medecins Sans Frontieres/MSF) mengatakan kebijakan pemerintah Indonesia yang mengatur lisensi wajib untuk tujuh jenis obat-obatan HIV merupakan manuver yang penting. "Langkah yang diambil Indonesia ini merupakan sebuah manuver penting, tidak hanya berdampak penting bagi para penderita HIV di negaranya yang selama ini telah gigih berkampanye mendukung langkah tersebut. Namun, juga bagi negara-negara berkembang lainnya," kata Direktur Advokasi Kebijakan MSF, Michelle Childs, dalam rilis MSF yang diterima di Jakarta, Sabtu. Menurut dia, hal itu merupakan sebuah lisensi dengan dampak terbesar yang pernah dikeluarkan oleh pemerintah, serta dengan jelas mencerminkan realitas jangkauan opsi-opsi pengobatan yang dibutuhkan. Ia berpendapat, obat-obatan HIV dan Hepatitis B di negara-negara berkembang cenderung terjebak dampak, seperti terkait dengan harga akibat paten. "Indonesia berhasil membuktikan bahwa pemerintah bisa dan memang harus bertindak guna memampukan upaya produksi demi tersedianya obat-obatan penting dengan harga terjangkau bagi masyarakatnya. Langkah berikutnya adalah pelaksanaan menyeluruh," katanya. Childs juga mengemukakan bahwa negara-negara lain yang menghadapi masalah akses obat-obatan generik seharusnya mempertimbangkan untuk meniru langkah yang telah diambil oleh Indonesia. Sebagaimana diketahui, pemerintah Indonesia pada tanggal 3 September 2012 telah mengeluarkan kebijakan yang mengatur "hak guna pemerintah", yaitu sejenis lisensi wajib yang membebaskan pemerintah dari pembatasan hak paten. Langkah tersebut ditempuh guna memproduksi tujuh jenis obat-obatan generik yang sangat penting dalam pengobatan HIV dan Hepatitis B. Obat-obatan tersebut adalah efavirenz, abacavir, tenofovir, lopinavir/ritonavir, didanosine, dan kombinasi dosis-tetap tenofovir/emtricitabine serta tenofovir/emtricitabine/efavirenz. Hal itu dinilai akan menjamin sekitar 310.000 orang yang hidup dengan HIV di Indonesia untuk bisa memiliki akses terhadap obat-obatan penting penyambung nyawa mereka. (*/jno)