Jumlah kunjungan wisatawan ke Bukittinggi menurun, ini rinciannya

id berita bukittinggi,berita sumbar,wisata

Jumlah kunjungan wisatawan ke Bukittinggi menurun, ini rinciannya

Sekretaris Disparpora Bukittinggi saat melakukan pengawasan di objek wisata Panorama Ngarai Sianok. (Antarasumbar/HO-Dokumen Pribadi)

Penurunan drastis terjadi di 2020 saat awal pandemi COVID-19 terjadi, total hanya 507.316 orang wisatawan yang berkunjung,
Bukittinggi (ANTARA) - Wisatawan yang mengunjungi objek wisata berbayar di Kota Bukittinggi mengalami penurunan karena kondisi pandemi yang terjadi sejak 2020.

"Jumlah kunjungan objek wisata berbayar ke Taman Panorama dan Kebun Binatang TMSBK kota Bukittinggi tiga tahun terakhir mengalami penurunan hingga 50 persen dibanding sebelum pandemi COVID-19," kata Sekretaris Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga Kota Bukittinggi, Nenta Oktavia di Bukittinggi, Kamis.

Ia merincikan, pada 2018 terdata sebanyak 1.156.518 orang wisatawan yang berkunjung ke kedua objek wisata berbayar itu.

Pada 2019, dengan jumlah pengunjung sebanyak 1.012.820 orang mendatangi objek wisata favorit tersebut.

"Penurunan drastis terjadi di 2020 saat awal pandemi COVID-19 terjadi, total hanya 507.316 orang wisatawan yang berkunjung," kata dia.

Kondisi yang sama, menurut Nenta masih akan terjadi di 2021 ini, karena sesuai data Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga Kota Bukittinggi, sejauh ini kedua objek wisata berbayar utama itu baru dikunjungi sebanyak 200 ribuan wisatawan.

"Jumlah kunjungan hingga 26 Mei 2021, adalah sebanyak 249.277 orang saja," kata Nenta.

Menurutnya, penurunan kunjungan wisatawan terjadi karena objek wisata di Bukittinggi yang harus ditutup disaat waktu libur lebaran tahun ini.

"Kedua objek wisata berbayar favorit itu terpaksa ditutup demi menghindari kenaikan angka positif COVID-19 yang disesuaikan dengan Surat Edaran Gubernur dan Pemerintah Pusat," kata dia.

Disparpora Bukittinggi sejauh ini juga belum bisa memastikan kalender kegiatan pariwisata di Bukittinggi dalam waktu dekat karena situasi pandemi yang masih terjadi.

"Kita belum bisa terlalu banyak melaksanakan kegiatan kepariwisataan yang mendatangkan orang banyak dikarenakan situasi pandemi yg belum berakhir, acara yang bisa dilaksanakan tentunya harus selalu mengacu ke protokol kesehatan," kata Nenta.

Ia juga mengimbau kepada seluruh pelaku industri wisata untuk memberikan kenyamanan kepada semua wisatawan yg datang ke Kota Bukittinggi dengan harus menjalankan protokol kesehatan berbasis CHSE (Cleanliness, Healthy, Safety, and Environmental Sustainability) dan disiplin sesuai Standar Operasional Prosedur (SOP) yang berlaku.