Luhut Binsar Pandjaitan prediksi anggaran revitalisasi Danau Maninjau capai Rp237 miliar

id berita agam,berita sumbar,danau

Luhut Binsar Pandjaitan prediksi anggaran revitalisasi Danau Maninjau capai Rp237 miliar

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Republik Indonesia, Luhut Binsar Pandjaitan. (Antarasumbar/HO Humas Pemkab Agam)

Danau Maninjau telah ditetapkan sebagai Kawasan Strategis Nasional (KSN) dan Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) pada 2019,
Lubukbasung (ANTARA) - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Republik Indonesia, Luhut Binsar Pandjaitan memprediksi anggaran untuk revitalisasi Danau Maninjau di Kabupaten Agam, Sumatera Barat menelan biaya mencapai Rp237 miliar.

"Dana itu digunakan untuk pengerukan sedimen sisa pakan dan kotoran ikan yang selama berpuluh-puluh tahun mengendap di dasar danau vulkanik itu," katanya saat rapat koordinasi tata kelola Danau Maninjau sebagai destinasi pariwisata secara virtual bersama beberapa Menteri, Gubernur Sumbar, Mahyeldi Ansharullah, Wakil Gubernur Sumbar, Audy Joinaldy, Bupati Agam Andri Warman, Sekda Agam Martias Wanto dan OPD terkait.

Ia mengatakan, banyaknya keramba jaring apung di danau yang belum tertata sesuai dengan daya dukung dan daya tampung, sehingga terjadi penurunan kualitas air danau, sehingga berstatus hipertropik atau tercemar berat.

Berdasarkan data LIPI, terdapat 22.078 petak keramba jaring apung yang beroperasi di Danau Maninjau atau melebihi 3,5 kali lipat dari daya tampung.

Sedangkan dalam Peraturan Daerah Kabupaten Agam No. 5 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Kelestarian Danau Maninjau membatasi jumlah keramba jaring apung hingga 6.000 unit dan jumlah itu tidak bisa menjamin kelestarian Danau Maninjau.

"Danau Maninjau telah ditetapkan sebagai Kawasan Strategis Nasional (KSN) dan Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) pada 2019," katanya.

Ia menambahkan, aktivitas budidaya keramba jaring apung menyumbang 91 persen beban pencemaran di Danau Maninjau. Limbah tersebut meningkatkan kandungan nitrat dan fosfor di dalam udara sehingga status trofik air Danau Maninjau pada 2019 adalah hipertrofik (tinggi akan unsur organik).

Berdasarkan hasil penelitian LIPI pada 2017, sekitar 95-97 persen dari total volume danau kandungan oksigen sangat rendah . Dengan kondisi itu hanya 3-5 persen luasan volume Danau Maninjau yang bisa menjadi tempat kehidupan biota.

Untuk itu, volume sedimen yang harus disedot adalah sebesar 2.745.000 meter kubik. Penyedotan sedimentasi akan dilakukan dengan menggunakan alat drag flow pump. Kapasitas drag flow pump yang akan digunakan sebesar 1.000 meter kubik per jam selama 2.745 jam.

“Semua itu membutuhkan biaya penyedotan sedimentasi sebesar Rp237 miliar dengan waktu operasi selama 65 minggu. Jumlah tersebut termasuk biaya penggunaan alat,” terangnya.

Luhut berharap dengan revitalisasi bisa menciptakan kawasan Danau Maninjau menjadi destinasi pariwisata berkelanjutan, berkualitas dan juga dimanfaatkan sebagai lokasi sumber air PLTA .

Sementara Gubernur Sumatera Barat, Mahyeldi Ansharullah mengatakan revitalisasi kawasan Danau Maninjau sangat penting, karena sudah masuk dalam kawasan strategis pariwisata nasional.

Potensi wisata di kawasan Danau Maninjau sangat besar, baik di sisi alam, kuliner, budaya dan sejarahnya. Bahkan kawasan ini juga kampungnya Buya Hamka.

“Adanya objek wisata Geopark Danau Maninjau, masyarakat kita akan bisa merasakan manfaatnya. Kemudian kita bisa jadikan sebagai kawasan wisata religi. Apalagi Maninjau tempat kelahiran Buya Hamka, yang nanti bisa ramai dikunjungi oleh wisatawan dari Malaysia,” katanya.

Ia menambahkan, secara historis, geografis dan yuridis Danau Maninjau memiliki peluang yang kuat untuk diangkat jadi daerah tujuan wisata berskala nasional. Bahkan jauh sebelum pandemi COVID-19, Danau Maninjau juga jadi kawasan kunjungan wisata berskala internasional.

Tidak hanya itu, Danau Maninjau juga telah ditetapkan secara nasional sebagai Geopark Ngarai Sianok-Maninjau yang sudah masuk Kawasan Cagar Alam Geologi (KCAG).

“Ini suatu paket komplit yang bisa diusung menjadi wisata unggulan. Belum lagi ada wacana pembangunan kereta gantung oleh bupati sehingga potensinya jadi semakin besar,” katanya.

Bupati Agam, Andri Warman mengatakan penyelamatan Danau Maninjau selain jadi salah satu program prioritas oleh pemerintah pusat, juga menjadi program Pemkab Agam untuk kembali mewujudkan Danau Maninjau sebagai destinasi andalan di daerah itu.

“Sebelum tercemar, Danau Maninjau merupakan destinasi yang sering dikunjungi wisatawan berskala internasional, setiap berkunjung mereka menginap di penginapan yang dikelola oleh warga salingka Danau Maninjau,” katanya.

Namun, setelah tercemar tingkat kunjungan wisatawan menurun, sehingga juga berdampak kepada penurunan perekonomian masyarakat.

Tahun ini pihaknya berkomitmen mendata keramba jaring apung di Danau Maninjau, karena jumlahnya saat ini melebihi daya tampung dari danau itu sendiri. Bahkan ia menerima informasi yang membuka usaha keramba jaring apung mayoritas orang luar. Sedangkan warga lokal hanya sebagai pekerja.

“Saya mengucapkan terimakasih kepada Menko Bidang Kemaritiman dan Investasi Republik Indonesia atas perhatiannya terhadap Danau Maninjau, karena kalau hanya mengandalkan APBD untuk penyelamatan danau ini mustahil dapat terwujud,” tambahnya.