Usai buka bersama di rumah janda 10 anak, pengurus PWI Agam serahkan bantuan ini

id berita agam,berita sumbar,buka

Usai buka bersama di rumah janda 10 anak, pengurus PWI Agam serahkan bantuan ini

Pengurus PWI Kabupaten Agam sedang berbuka puasa di rumah janda di Sungai Aua, Kamis (6/5). (Antarasumbar/Yusrizal)

Hidangan yang disantap langsung dibawa oleh pengurus PWI Agam,
Lubukbasung (ANTARA) - Pengurus Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Kabupaten Agam, Sumatera Barat berbuka puasa bersama di rumah janda 10 orang anak di Sungai Aua, Jorong V Sungai Jariang, Nagari Lubukbasung, Kecamatan Lubukbasung, Kamis (6/5).

Ketua PWI Agam, Mursyidi di Lubukbasung, Kamis, mengatakan buka puasa bersama itu juga diikuti pengurus Masjid Khairul Mukminin, pengurus DPD Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII) Agam, keluarga janda atas nama Murlianis (53).

"Hidangan yang disantap langsung dibawa oleh pengurus PWI Agam," katanya.

Ia mengatakan, buka puasa di rumah warga kurang mampu itu merupakan program PWI Agam selama Ramadhan 1442 Hijriyah.

Buka puasa di rumah warga di Sungai Aua itu merupakan yang ke empat kalinya dan tinggal satu kegiatan lagi.

"Kami juga menyerahkan bantuan kebutuhan pokok berupa beras, telur, minyak goreng, gula dan sirup," katanya.

Setelah buka bersama, tambahnya dilanjutkan Safari Ramadhan di Masjid Khairul Mukminin.

Di masjid, tambahnya PWI Agam menyalurkan Alquran, jam dinding dan bibit tanaman.

Bantuan itu berasal dari Wizna Optikal, DPD LDII Agam, Baznas Agam, Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA), Bank Nagari, PDAM Tirta Antokan dan RSUD Lubukbasung.

"Mudah-mudahan bantuan itu bermanfaat bagi warga dan jamaah," katanya.

Pemilik rumah, Murlianis (53) mengucapkan terimakasih atas kunjungan dan bantuan yang diberikan PWI Agam.

"Bantuan ini bermanfaat bagi kami," katanya.

Ia mengakui tinggal di rumah kontrakan dengan biaya Rp2 juta per tahun bersama delapan orang anaknya. Dua orang anak telah menikah dan tinggal di daerah lain.

Suaminya meninggal semenjak tujuh tahun yang lalu dan untuk membiayai anaknya, ia bekerja sebagai buruh membuat kerupuk nasi dengan pendapatan Rp60 ribu per hari.

"Pendapatan tidak menetap, tergantung ada orderan," katanya. ***3***