Karena ini, pelaku UMKM di Payakumbuh berangsur bangkit setelah "diterjang" COVID-19, penilaian Wawako

id berita payakumbuh,berita sumbar,umkm

Karena ini, pelaku UMKM di Payakumbuh berangsur bangkit setelah "diterjang" COVID-19, penilaian Wawako

Wakil Wali Kota Payakumbuh, Erwin Yunaz saat meninjau langsung lokasi tempat pembuatan usaha pengolahan kue kering atau cemilan jenis kipang. (Antarasumbar/Akmal Saputra)

Produk makanan yang diproduksi selain harus memiliki cita rasa yang lezat, enak dan gurih, kemasannya juga harus menarik dan bersih guna mengundang selera konsumen untuk membeli dan mencicipinya,
Payakumbuh (ANTARA) - Wakil Wali Kota (Wawako) Payakumbuh, Sumatera Barat, Erwin Yunaz menilai Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) di daerahnya telah berangsur bangkit setelah sempat kesulitan di tengah pandemi COVID-19.

“Alhamdulillah, kita dengar dan lihat sendiri para pelaku usaha pengolahan makanan kecil atau kue yang ada di daerah ini, sudah bangkit dari keterpurukan setelah diterjang Pandemi COVID-19,” kata Erwin di Payakumbuh, Selasa.

Hal tersebut disampaikannya setelah meninjau tempat pengolahan kue kering atau cemilan jenis kipang jagung dan kipang beras dengan merk dagang Kipang Daya Baru milik Weli Hendra dan tempat pengolahan kue sarang balam basaka dan garapu saga milik Sinta di kawasan Kelurahan Padang Tinggi, Kecamatan Payakumbuh Barat, Kota Payakumbuh.

Ia mengatakan keberhasilan dari UMKM untuk terus bangkit dari pandemi COVID-19 tidak terlepas dari pemilik usaha untuk menjaga kualitas produk makanan yang dihasilkan.

"Produk makanan yang diproduksi selain harus memiliki cita rasa yang lezat, enak dan gurih, kemasannya juga harus menarik dan bersih guna mengundang selera konsumen untuk membeli dan mencicipinya,“ katanya.

Pemilik Kipang Daya Baru Weli Hendra mengatakan untuk produksi setiap hari, pihaknya menghabiskan 150 kilogram beras dan 150 kilogram jagung.

Untuk memproduksi usaha makanan kue kipang miliknya ini, dia melibatkan tenaga kerja sebanyak 20 orang setiap harinya yang sebagian besar tenaga kerja tersebut adalah wanita atau ibu-ibu rumah tangga.

Ia mengatakan kue kipang olahannya ini telah dipasarkan ke sejumlah daerah di Provinsi Riau, Jambi dan Sumatera Utara serta Sumbar.

“Sejauh ini modal usaha yang saya kelola masih bersumber dari dana pribadi. Artinya, pabrik kue kipang jagung dan kipang beras dengan merk Daya Baru yang saya kelola ini, belum pernah mendapatkan bantuan modal usaha dari pemerintah. Dan saya berharap untuk mendukung usaha ini diberikan dukungan permodalan usaha dari Pemkot Payakumbuh," ujarnya.

Sementara pemilik usaha kue sarang balam basaka dan garapu saga Sinta mengatakan bahwa usaha kue yang dikelolanya sempat terdampak karena pandemi dan telah mulai membaik saat ini.

Ia mengatakan setiap hari pihaknya memproduksi sebanyak 150 tim setiap hari dan garapu saga atau keripik sebanyak 160 kilo dan melibatkan karyawan sebanyak 15 orang.

“Setiap hari usaha makanan tradisional berbahan baku ubi jalar atau rambat ini menghabiskan ubi sebanyak 35 kilogram dan bahan baku tersebut diperoleh di daerah Baso, Kabupaten Agam,” katanya.