Payakumbuh (ANTARA) - Asosiasi pedagang daging segar di Pasar Ibuh, Kota Payakumbuh, Sumatera Barat menyita kurang lebih 70 bungkus lebih daging beku dari salah satu pengusaha.
"Kemaren ada penyitaan yang dilakukan asosiasi pedagang daging Payakumbuh dan kemaren langsung kami amankan diletakkan di kantor bidang pasar," kata Kepala Dinas Koperasi dan UKM setempat Dahler di Payakumbuh, Rabu.
Ia mengatakan pada Rabu (21/4) pagi ini telah dilakukan pembahasan dengan pengusaha daging beku untuk menyelesaikan masalah dan mencari solusi.
"Secara prinsip daging beku itu dibenarkan untuk diperjualbelikan kepada masyarakat dan UMKM tapi karena harganya lebih murah dari daging segar makanya ini jadi pertimbangan kami," ujarnya.
Ia mengatakan bahwa pihaknya tidak bisa memberikan izin langsung untuk pengusaha daging beku berjualan di Pasar Ibuh karena hal ini akan menimbulkan suatu kecemburuan atau masalah persaingan harga yang kurang tepat.
"Karena itu kita menyalurkan pedagang daging beku ini untuk berjualan di luar koridor pasar. kami hanya menghindari jangan ada permasalahan di dalam pasar. Semua kita pertimbangkan, karena pengusaha daging beku kita ini memiliki izin usaha. Cuma tempatnya saja yang kita atur," ujarnya.
Ia mengatakan permasalahan terkait penjualan daging beku ini sudah sempat menjadi masalah beberapa bulan lalu dan pengusahanya telah dipanggil yang telah sepakat tidak berjualan lagi di pasar.
"Tapi kemaren asosiasi pedagang daging kembali ribut dan ini kita selesaikan lagi hari ini sebagai bidang pasar kami tidak ingin ada keributan di pasar lagi semoga pengusaha daging beku kita ini lebih arif," katanya.
Harga daging segar untuk satu kilogramnya dijual sekitar Rp120 ribu, sedangkan untuk daging beku dijual seharga Rp80 ribu per-kilogramnya (kg).
Sementara Ketua Asosiasi Pedagang Daging Payakumbuh, Man Pono mengatakan penjual daging impor ini telah menjalar ke warung-warung nasi, warung sate, dan restoran-restoran di Kota Payakumbuh.
"Kami tau karena ini daging resmi dari Pemerintah atau bulog, dan kita takkan mampu untuk menghambatnya. Namun ini adalah reaksi kami keluarga besar Los daging karena rasa sesak ini kami tahan selama bertahun tahun belakangan ini," katanya didampingi Dedi Hendri.
Ia mengatakan sekira sebulan yang lalu mereka (penjual daging beku) buka di Pasar Ibuh Timur, pihak los daging lalu melayangkan teguran pertama, sehingga pihak penjual daging beku menutup tokonya selama dua hari.
"Eh, tidak lama mereka buka kembali dan kami juga menegur lagi dan kemudian tutup lagi. Puncaknya ini mulai pada beberapa hari yang lalu, ternyata mereka pindah lokasi ke pinggiran Pasar Ibuh Timur, kami tegur lagi dan tutup lagi, malah kembali dibuka selama 3 hari ini," katanya.
Ia mengatakan permintaan dari Asosiasi Pedagang Daging Payakumbuh hanya agar penjual daging beku jangan membuka usaha di wilayah pasar Payakumbuh.
"Mereka tidak dilarang berjualan daging beku, silahkan jual, tapi lokasi berjualan jangan dalam wilayah Pasar Ibuh. Kami tidak mau dikatakan arogan dan main hakim sendiri karena kami tau dengan segala undang-undang dan aturan," ujarnya.
Di Pasar Ibuh Payakumbuh daging segar dijual Rp120.000/kg, daging beku Rp80.000/kg, ini yang terjadi
Petugas bidang pasar Dinas Koperasi dan UKM saat melihatkan daging beku yang sebelumnya di sita Asosiasi Pedagang Daging. (Antarasumbar/Akmal Saputra)
Secara prinsip daging beku itu dibenarkan untuk diperjualbelikan kepada masyarakat dan UMKM tapi karena harganya lebih murah dari daging segar makanya ini jadi pertimbangan kami,
