BKSDA Sumbar pasang perangkap di lokasi ternak dimangsa harimau

id Agam, Sumbar, Padang, berita sumbar

BKSDA Sumbar pasang perangkap di lokasi ternak dimangsa harimau

BKSDA pasang perakngkap harimau (ANTARA/Yusrizal)

Lubukbasung, (ANTARA) - Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sumatera Barat melalui Resor Agam memasang dua perangkap di lokasi ternak warga Cubadak Lilin dan Sari Bulan, Nagari Tigo Balai, Kecamatan Matur, Kabupaten Agam, dimangsa harimau Sumatera atau Panthera Tigris Sumatrae, Kamis (15/4).

"Perangkap yang dipasang berupa kandang jebak pada Sabtu (17/4) dan di lokasi sedang diguyur hujan, sehingga kandang jebak belum dipasang," kata Kepala Resor Konservasi Sumber Daya Alam (KSDA) Agam, Ade Putra di Lubukbasung, Sabtu.

Ia mengatakan, dua unit kandang jebak dengan panjang dua meter dan lebar sekitar 90 centimeter itu dipasang di Jorong Cubadak Lilin, Nagari Tigo Balai atau lokasi kerbau milik Rajo Bentan (50) dimangsa harimau, Jumat (16/4).

Sedangkan kandang kedua, tambahnya, dipasang di Jorong Sari Bulan, Nagari Tigo Balai atau lokasi kerbau milik Datuak Bagindo (50) dimangsa harimau, Kamis (15/4).

"Kedua kandang jebak itu bakal kita beri umpan berupa satu ekor kambing," katanya.

Ia menambahkan, kandang jebak itu akan dipantau setiap pagi selama tujuh hari kedepan dan sembari melakukan patroli pada malam hari.

Apabila tertangkap, tambahnya, harimau itu bakal diobservasi terkait penyebab dan melihat kondisi kesehatannya.

"Harimau itu bakal kita rilis atau lepasliar ke hutan konservasi apabila tidak cacat atau luka," katanya.

Ia mengakui, pemasangan kandang jebak itu dilakukan setelah dua kerbau milik warga di Cubadak Lilin dan Sari Bulan, Nagari Tigo Balai, Kecamatan Matur dimangsa kerbau mengakibatkan satu ekor mati dan satu ekor mengalami luka-luka.

Pemasangan kandang jebak itu merupakan upaya terakhir atau upaya evakuasi, karena sudah berulang kali terjadi konflik di daerah itu yeng mengakibatkan dua kerbau warga mati dan empat ekor mengalami luka-luka.

Sebelumnya, Resor KSDA Agam telah melakukan upaya pengusiran dengan cara bunyi-buyia mariam karbit beberapa hari pada awal Maret 2021.

"Saat itu, kami tidak menemukan lagi harimau di lokasi," katanya. (*)