Kerugian akibat puting beliung di Pasaman Barat capai Rp657 juta lebih

id puting beliung, pasaman barat

Kerugian akibat puting beliung di Pasaman Barat capai Rp657 juta lebih

Atap salah satu rumah warga di Pasaman Barat rusak akibat angin puting beliung beberapa waktu lalu. Kerugian akibat puting beliung itu mencapai Rp657 juta lebih.

Simpang Empat,- (ANTARA) - Kerugian akibat bencana puting beliung yang menimpa 71 kepala keluarga di Kabupaten Pasaman Barat, Sumatera Barat pada 31 Maret hingga 4 April 2021, mencapai Rp657 juta lebih.

Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pasaman Barat Decky H Saputra di Simpang Empat, Minggu, mengatakan kerugian material akibat dari kejadian itu mencapai Rp657.920.000.

Selain rumah warga, beberapa fasilitas umum juga terdampak, seperti empat unit fasilitas ibadah, dua unit fasilitas kesehatan, enam unit fasilitas pendidikan, dan dua unit fasilitas perkantoran.

Ia menjelaskan bencana angin puting beliung yang terjadi itu berdampak hampir di setiap kecamatan se-Pasaman Barat. Namun, yang terparah di Kecamatan Kinali dengan kerugian mencapai Rp162,6 juta, disusul Kecamatan Pasaman dengan kerugian sebesar Rp125 juta, Sungai Aur Rp86,5 juta, Sungai Beremas Rp65 juta, dan Kecamatan Koto Balingka Rp64 juta.

Selanjutnya, di Kecamatan Ranah Batahan Rp60 juta, Kecamatan Talamau Rp46,8 juta, Kecamatan Gunung Tuleh Rp41 juta, Kecamatan Lembah Melintang Rp4 juta, dan terendah di Kecamatan Luhak Nan Duo Rp3 juta.

"Rata-rata adalah atap rumah yang diterbangkan angin dan pohon tumbang yang menimpa rumah atau kantor," katanya.

Ia mengimbau masyarakat untuk tetap waspada mengantisipasi terjadinya bencana alam yang sewaktu-waktu bisa saja terjadi tanpa diketahui.

Ia menambahkan bencana alam itu bisa terjadi kapan saja. Untuk itu ia mengajak warga untuk waspada dan selalu siap siaga.

"Apabila mungkin ada pohon yang sudah tua atau tinggi dan dekat dengan pemukiman, alangkah baiknya ditebang sebagai langkah antisipasi dini. Begitu juga dengan warga yang tinggal di pinggiran sungai untuk selalu memperhatikan debit air yang mungkin ketika hujan turun air akan naik," pungkasnya.