Produksi ikan air tawar di Agam berkurang 40 persen selama COVID-19

id berita agam, berita sumbar, ikan

Produksi ikan air tawar di Agam berkurang 40 persen selama COVID-19

Petani keramba jaring apung di Danau Maninjau sedang memanen ikan (Antara/Yusrizal)

Lubukbasung (ANTARA) - Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Agam, Sumatera Barat mencatat produksi ikan air tawar di daerah itu berkurang dari 45.653,70 ton pada 2019 menjadi 25.199,88 ton selama pandemi COVID-19 pada 2020, karena daya beli masyarakat berkurang.

"Produksi ikan nila, mas, lele dan lainnya berkurang 20.533,82 ton atau sekitar 40 persen," kata Pelaksana tugas Kepala Dinas Perikanan dan Ketahanan Pangan Agam, Edi Natrial di Lubukbasung, Sabtu.

Ia mengatakan, berkurangnya produksi ikan air tawar itu akibat daya beli masyarakat berkurang selama pandemi COVID-19 melanda daerah itu.

Dengan kondisi itu, petani keramba jaring apung di Danau Maninjau tidak melakukan aktivitas berbudidaya ikan.

Ini dilakukan karena biaya produksi untuk satu kali panen cukup tinggi sekitar Rp10 juta per petak.

"Mereka menunda untuk menebar benih setelah panen, karena petani takut merugi dan keramba jaring apung merupakan penyumbang produksi terbesar di Agam sekitar 80 persen," katanya.

Ia menambahkan, produksi ikan itu dipasarkan di pasar tradisional di kabupaten dan kota se-Sumbar.

Ikan itu juga dipasarkan ke Provinsi Riau, Sumatera Utara, Jambi, Bengkulu dan lainnya.

"Permintaan ikan dari pedagang berkurang selama pandemi COVID-19," katanya.

Target produksi bibit ikan di Agam juga tidak tercapai selama 2020. Sebelumnya target 225.000.000 ekor dan realisasi hanya 150.750.000 ekor.

Pihaknya berharap pada 2021 ini produksi ikan dan benih meningkat dibandingkan tahun sebelumnya. (*)