Tiga kerbau warga Agam dimangsa harimau, satu mati

id harimau gam,berita gam,berita sumabr,harimau sumatera

Tiga kerbau warga Agam dimangsa harimau, satu mati

Tim Resor KSDA Agam sedang mengukur jejak harimau, Selasa (9/3).

Lubukbasung (ANTARA) - Sebanyak tiga ekor ternak jenis kerbau milik warga Cubadak Lilin, Nagari Tigo Balai, Kecamatan Matur, Kabupaten Agam, Sumatera Barat diduga dimangsa harimau Sumatera atau Panthera Tigris Sumatrae di lokasi penggembalaan, Senin (8/3) sekitar 20.00 WIB.

Pengendali Ekosistem Hutan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sumbar, Ade Putra di Lubukbasung, Selasa, mengatakan tiga ternak milik Mito Hariadi (26) itu mati satu ekor dan mengalami luka-luka dua ekor.

"Kerbau yang mati itu merupakan induk dan dua ekor yang luka-luka itu merupakan anak," katanya.

Ia mengatakan, kerbau yang mati itu telah dikuburkan masyarakat pada Selasa (9/3) sekitar pukul 11.00 WIB.

Sedangkan dua anak kerbau yang luka-luka dibawa pemilik ke kandang yang berada dekat rumah.

"Ini menghindari serangan dan saya mengimbau pemilik ternak agar memasukkan ke dalam kandang setiap malam hari," katanya.

Ia menambahkan, Tim Resor Konservasi Sumber Daya Alam Agam turun ke lokasi terjadinya konflik di Sawah Liek Aia Rangek, Jorong Cubadak Lilin, Nagari Tigo Balai, Selasa (9/3), setelah mendapat informasi dari warga sekitar.
Tim Resor KSDA Agam sedang mengukur jejak harimau, Selasa (9/3).


Di lokasi, Tim Resor BKSDA Agam bersama wali jorong dan masyarakat menyisir sekitar tempat konflik itu.

Lokasi itu berada di luar kawasan hutan dengan jarak lokasi ke kawasan Cagar Alam Maninjau sekitar 2,5 kilometer dan hutan produksi sekitar 1,25 kilometer.

"Jarak dari parkiran mobil ke lokasi sekitar 500 meter dengan kondisi yang cukup curam atau tanjakan," katanya.

Tim menemukan keberadaan satwa berupa jejak kaki dan kotoran.

Dari hasil identifikasi lapangan jejak atau tanda-tanda yang ada memang harimau dan jejak terakhir yang ditemukan berada dekat aliran anak sungai dan celah-celah hutan.

"Dugaan sementara satwa tersebut sudah bergeser ke dalam hutan," katanya.

Sementara itu Wali Jorong Cubadak Lilin, Taufik membenarkan kejadian tersebut dan kerbau di lokasi biasanya memang dilepas oleh masyarakat dengan jumlah sekitar 20 ekor yang terdiri dari induk dan anak dengan pemilik 10 orang.

"Biasanya masyarakat melihat ternak sekali 15 hari," katanya. (*)