Sejumlah nakes RSUD Pariaman yang merawat pasien positif COVID-19 tercatat pernah terpapar virus tersebut

id berita pariaman,berita sumbar,vaksin

Sejumlah nakes RSUD Pariaman yang merawat pasien positif COVID-19 tercatat pernah terpapar virus tersebut

Tenaga kesehatan RSUD Pariaman, Sumbar menyuntikkan vaksin COVID-19 ke Direktur RSUD Pariaman dr. Indria Velutina, MARS. saat pelaksanaan vaksinasi COVID-19 di lingkungan fasilitas kesehatan itu. (Antarasumbar/Aadiaat M. S.)

Vaksinasi hari ini kami mulai dan akan selesai 22 Februari 2021, untuk hari ini ada 40 orang yang divaksin,
Pariaman (ANTARA) - Sejumlah tenaga kesehatan (nakes) di RSUD Kota Pariaman, Sumatera Barat yang merawat pasien positif COVID-19 selama fasilitas kesehatan itu ditunjuk sebagai rumah sakit rujukan tercatat pernah terpapar virus tersebut.

"Nakes kita yang merawat pasien positif COVID-19 tidak banyak, hanya sekitar tiga sampai empat. Tapi non pelayanan atau yang bekerja di bidang administrasi positif COVID-19 hampir 40 orang," kata Direktur RSUD Pariaman dr. Indria Velutina, MARS saat pelaksanaan vaksinasi COVID-19 di lingkungan RSUD Pariaman, Selasa.

Ia mengatakan semua nakes dan karyawan RSUD Pariaman tersebut telah dinyatakan sembuh dan untuk sekarang tidak ada yang terpapar COVID-19.

Oleh karena itu, lanjutnya hari ini pihaknya mulai melaksanakan vaksinasi COVID-19 guna melindungi nakes dan karyawan RSUD tersebut agar tidak terpapar virus itu.

Ia menyebutkan setidaknya ada sekitar 549 orang nakes dan karyawan RSUD Pariaman yang akan mengikuti vaksinasi COVID-19 hingga 22 Februari 2021.

"Vaksinasi hari ini kami mulai dan akan selesai 22 Februari 2021, untuk hari ini ada 40 orang yang divaksin," katanya.

Ia mengatakan untuk meyakinkan nakes dan karyawan di RSUD tersebut dirinya bersedia menjadi orang pertama yang disuntikkan vaksin COVID-19 tingkat fasilitas kesehatan itu.

Ia menyampaikan dirinya tidak merasakan efek samping berarti dari vaksin yang disuntikkan ke tubuhnya.

Ia mengakui adanya nakes dan karyawan RSUD Pariaman yang menolak divaksin namun dengan alasan yang logis yaitu karena ada penyakit bawaan diantaranya hipertensi, diabetes, melahirkan, dan menyusui.

"Untuk hal itu tidak dilakukan vaksin, tapi tadi ada tensinya (peserta vaksin) 143 sampai 145, tapi dia siap untuk divaksinasi karena tidak memiliki gejala yang khusus," ujarnya.

Ia menjelaskan pentingnya vaksinasi untuk menghentikan penyebaran virus COVID-19 dengan menciptakan kekebalan tubuh dari virus tersebut.

Ia mengajak seluruh lapisan masyarakat untuk menyukseskan vaksinasi COVID-19 sehingga aktivitas dapat kembali normal.