Anggota DPR Darul Siska bantu biaya operasi bayi pengidap penyakit langka

id Darul Siska, Anggota DPR RI, bayi, penyakit langka

Anggota DPR Darul Siska bantu biaya operasi bayi pengidap penyakit langka

Anggota DPR RI Darul Siska menyalurkan bantuan untuk biaya operasi bayi pengidap penyakit langka melalui tenaga ahlinya di RSUP M.Djamil Padang. (Antara/HO)

Padang (ANTARA) - Kesulitan yang sedang dihadapi oleh pasangan asal Kabupaten Solok Dedi Wahyudi dan Ayu Ramadhanis orang tua dari Sahida Rahmi, karena bayi penderita penyakit langka ekstrofi bulli bladder, anggota DPR RI Darul Siska merespon dengan memberikan bantuan untuk biaya operasi dan pengobatan penyakit tersebut.

Anggota komisi IX DPR RI itu mengutus tiga Tenaga Ahlinya, Darmawan, Ervendi dan Dedi Efwilza untuk memastikan kesiapan operasi bayi Sahida Rahmi di RSUP M.Jamil Padang sekaligus menyerahkan bantuan biaya pengobatan, seperti dirilis, Senin.

Dalam keterangan tertulis yang disampaikan Darmawan, Darul Siska menyampaikan empati yang mendalam terhadap permasalahan yang dialami pasangan Dedi Wahyudi dan Ayu Ramadhanis, khususnya kepada bayi Sahida Rahmi yang lahir dan di vonis mengidap penyakit langka Ekstrofi Bulli Bladder atau kelainan ekstrofi kandung kemih dimana organ dalam tubuh diatas alat vitalnya berada diluar.

Menurut Darul, penyakit yang sedang di derita Sahida Rahmi ini adalah kelainan kongenital dimana terbukanya kandung kemih di dinding abdomen bawah yang terjadi pada bayi baru lahir.

Kasus ini sangat langka dan jarang terjadi, dimana ratio kemungkinan terjadinya kasus ini adalah sekitar 1:30.000 kelahiran.

Karena ini adalah penyakit langka maka perlu penanganan lebih spesifik dari ahli urologi dan orthopedi di rumah sakit.

Politisi Partai Golkar ini memberikan apresiasi kepada pihak RSUP M. Jamil Padang yang dengan telaten dan sabar memberikan pelayanan medis yang baik bagi proses operasi dan penyembuhan bayi Sahida Rahmi.

Darul juga mengungkapkan perasaannya terkait apa yang sedang dirasakan pasangan Dedi Wahyudi dan Ayu Ramadhanis, semua kita pasti sangat merindukan kelahiran anak yang sehat tanpa kelainan secara fisik dan mental dan saya ikut merasakan betapa sedihnya orang tua ketika kelahiran buah hatinya yang kemudian ditemukan pengidap penyakit langka ini.

Kepada pasangan yang biasa bekerja secara serabutan ini, Darul berpesan agar jangan pernah berkecil hati apalagi berprasangka buruk kepada Allah SWT.

"Pasti ada kebahagian dan kasih sayang yang ingin Allah berikan kepada keluarga ini insyaallah pasti ada hikmah dibalik semua kejadian ini. Yakinlah bahwa dibalik kesulitan pasti ada kemudahan dan sesungguhnya sesudah kesulitan pasti ada kebahagiaan,"katanya.

Darmawan menambahkan, bantuan yang diserahkan untuk pengobatan Sahida ini berjumlah Rp10.000.000 dan kami diperintahkan untuk mengawal proses operasi dan mendorong langkah – langkah percepatan dalam proses operasi sekaligus berkoordinasi dengan pihak RSUP M. Jamil yang juga merupakan mitra kerja Komisi IX DPR RI.

Sementara itu Dedi Wahyudi didampingi istri dan bayi Sahida, menyampaikan rasa syukur dan terima kasih yang mendalam atas perhatian dan bantuan yang telah diberikan Darul Siska, saya mendoakan semoga ini jadi pahala dan amal ibadah bagi beliau.

Terkait penyakit yang diderita buah hatinya, Dedi menjelaskan bahwa beliau tidak menduga semenjak kehamilan tidak ada kelainan klinis yang dialami bayinya, dari USG yang dilakukan anak kami normal saja dan di duga berjenis kelamin laki – laki.

Namun ketika melahirkan pada tanggal 24 september 2019 kami sangat tekejut dengan kondisi Sahida ini dan langsung kami bawa ke RSUD Kab. Solok dan langsung di rujuk ke RSUP M. Jamil karena RSUD Solok belum memiliki ahli yang bisa menangani penyakit langka ini.

Di RSUP M. Jamil anak kami di diagnosa mengalami Ekstrofi Bulli Bladder dan harus dilakukan tindakan medis secara bertahap.dan kami besyukur petugas medis disini memberikan pelayanan yang baik.

Semenjak itu otomatis kami harus selalu menemani Sahida yang sedang dalam penanganan medis sampai sekarang, sehingga saya bersama istri tidak bisa lagi bekerja mencari nafkah dan kami harus hidup mendampingi petugas memberikan perawatan pengobatan kepada Sahida di rumah sakit.

Setelah hampir dua tahun, sebenarnya kami merasa sudah tidak sanggup karena tidak memiliki apa – apa lagi dan kadang terlintas dibenak kami untuk menyerah, tapi semangat, kekuatan dan senyum yang di tunjukan Sahidah di setiap menjalani operasi memperkuat kami untuk terus berupaya sekuat tenaga untuk memberikan pengobatan bagi penyembuhan Sahida.

"Kami berharap setelah proses medis ini berjalan, kami ingin melihat anak kami bisa bermain dan berlari seperti anak – anak normal lainnya. Kami berkeyakinan Allah akan memberikan kebahagiaan yang luar biasa kepada kami yang mungkin saja tidak diberikan kepada orang lain,"ucapnya.